EmitenNews.com - PT Itama Ranoraya (IRRA) sepanjang 2021 mencatat laba bersih Rp112,16 miliar. Melesat 86 persen dari periode sama 2020 di kisaran Rp60,29 miliar. Itu berkat penjualan 134 persen menjadi Rp1,32 triliun dari sebelumnya Rp563,89 miliar. 


Lompatan pendapatan itu, membuat Earning Before Tax Depreciation & Amortization (EBITDA) meningkat 84 persen menjadi Rp149,62 miliar di 2021 dari edisi 2020 sekitar Rp81,35 miliar. ”Efeknya, laba bersih per saham juga menanjak 82,2 persen menjadi Rp70 per lembar, sementara tahun lalu laba bersih per saham hanya Rp38,” tutur Direktur Utama Utama Ranoraya Heru Firdausi Syarif.


Total aset juga meningkat 46,1 persen menjadi Rp782,04 miliar, dari sebelumnya Rp535,27 miliar. Lompatan aset itu, dari kenaikan ekuitas perseroan 107,2 persen menjadi Rp502,05 miliar dari sebelumnya Rp242,33 miliar. Total liabilitas turun 4,4 persen menjadi Rp279,99 miliar dari sebelumnya Rp292,94 miliar.


Peningkatan ekuitas, dan liabilitas turun membuat rasio utang terhadap modal atau debt to equity ratio (DER) turun menjadi 0,56 kali dari periode sama tahun sebelumnya sebanyak 1,21 kali. 


Sepanjang tahun ini, perseroan menargetkan pertumbuhan secara organik di kisaran 40-50 persen baik pendapatan maupun laba bersih. Perseroan melihat potensi pertumbuhan segmen non-pemerintah masih sangat besar.


Dengan begitu, perseroan terus melakukan ekspansi jaringan, dan penambahan portofolio produk. Perseroan optimistis bisa kembali merealisasikan target tahun ini. ”Proyeksi tahun ini, pertumbuhan secara organik mencapai 40-50 persen. Selain itu, kami berharap bisa merealisasikan proses transformasi, sehingga langkah organik bisa memperbesar pertumbuhan tahun ini, dan ke depan,” harap Heru. (*)