EmitenNews.com - Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) menegaskan peringkat idBBB PT Adhi Commuter Properti (ADCP), dan Obligasi I Tahun 2021 Seri A, dan Seri B. 


Obligasi I Tahun 2021 Seri A senilai Rp491 miliar akan jatuh tempo pada 27 Mei 2022, dan direncanakan akan dibayar menggunakan dana hasil penawaran umum perdana (IPO), dan utang dari pihak eksternal. ”Kami mempertahankan prospek peringkat perusahaan negatif untuk mengantisipasi penurunan tingkat dukungan Adhi Karya (idA-/stabil) sebagai konsekuensi kegiatan IPO ADCP pada Februari 2022,” tutur Aryo Perbongso, analyst Pefindo. 


Meski Adhi Karya tetap sebagai pemegang saham pengendali pasca-IPO dengan 90 persen saham, namun penurunan porsi kepemilikan saham di Adhi Commuter, dan masuknya pemegang saham baru dapat membatasi fleksibilitas Adhi Karya dalam melanjutkan dukungan keuangan selama ini, terutama fasilitas pinjaman pemegang saham kepada Adhi Commuter.


Kalau ternyata Adhi Commuter tidak dapat lagi menikmati fasilitas pinjaman pemegang saham itu, Adhi Commuter akan menghadapi risiko pembiayaan kembali atas surat utang yang akan jatuh tempo. Di mana, fasilitas pinjaman pemegang saham tersebut merupakan salah satu opsi yang dapat digunakan untuk melunasi kewajiban keuangannya. ”Kami juga mengantisipasi struktur permodalan lebih agresif ke depan karena Adhi Commuter berencana mengeluarkan belanja modal (capex) cukup besar dalam waktu dekat dibiayai pendanaan eksternal,” tegas Aryo. 


Obligor berperingkat idBBB memiliki kemampuan memadai memenuhi komitmen keuangan jangka panjang. Meski begitu, kemampuan obligor lebih mungkin akan terpengaruh perubahan buruk keadaan, dan kondisi ekonomi. Peringkat itu, mencerminkan dukungan kuat Adhi Karya, captive market komuter Light Rail Transit (LRT) dengan konsep transit-oriented development (TOD), dan kualitas aset baik. 


Peringkat tersebut dibatasi struktur permodalan agresif, dan proteksi arus kas lemah, pendapatan berulang terbatas, dan kerentanan terhadap perubahan kondisi makroekonomi. Peringkat dapat dilorot kalau kemungkinan dukungan induk melemah dalam waktu dekat, ditunjukkan penurunan dukungan induk, termasuk namun tidak terbatas pada penarikan fasilitas pinjaman pemegang saham dapat meningkatkan risiko pembiayaan kembali. 


Peringkat juga dapat diturunkan kalau Adhi Commuter membukukan utang lebih besar dibanding proyeksi. Kalau pendapatan dan/atau EBITDA lebih rendah dari ekspektasi, karena tingkat penjualan rendah, perkembangan konstruksi tertunda, dan/atau biaya lebih tinggi dari perkiraan, mengakibatkan struktur permodalan lebih agresif, dan proteksi arus kas lebih lemah. 


Di sisi lain, prospek dapat direvisi menjadi stabil kalau Adhi Karya dapat menunjukkan tingkat dukungan stabil atau bahkan lebih kuat kepada Adhi Commuter dalam jangka pendek hingga menengah, atau kalau Adhi Commuter meningkatkan posisi bisnis secara substansial dengan melampaui target pendapatan, dan EBITDA, diikuti penguatan struktur permodalan, dan proteksi arus kas secara berkelanjutan. 


Berdiri pada 9 Maret 2018, Adhi Commuter pengembang khusus produk properti berkonsep TOD. Perseroan menjual apartemen, gedung perkantoran, rumah tapak, dan menghasilkan pendapatan recurring dari hotel-hotel bermerek GranDhika di Jakarta, Semarang, dan Medan. 


Proyek utama saat ini meliputi LRT City Bekasi (EG), LRT City Bekasi (GA), LRT City Jatibening, LRT City Sentul, LRT City MTH, LRT City Tebet, LRT City Ciracas, Cisauk Point, Grand Central Bogor, Oase Park, dan ADHI CITY Sentul. (*)