EmitenNews.com - PT Multistarada Arah Sarana Tbk (MASA) menyebut akuisisi 99,92% saham PT Michelin Indonesia ( PTMI ) senilai Rp 206 miliar dari Compagnie Gnrale Des tablissements Michelin ( CGEM ) berada dalam kisaran harga wajar sebagaimana penilaian Kantor Jasa Penilaian Publik ( KJPP ).


Sekretaris Perusahaan PT Multistarada Arah Sarana Tbk, Ade Nofita dalam keterbukaan informasi publik melalui Bursa Efek Indonesia menyebutkan bahwa, hasil penilaian PTMI untuk akuisisi tersebut senilai Rp 217,6 miliar, dengan nilai batas atas +7,5% sebesar Rp 234 miliar dan batas bawah -7,5% sebesar Rp 201 miliar. "Sementara nilai transaksi yang terjadi adalah sebesar Rp 206 miliar, sehingga hal ini berada dalam kisaran yang wajar," paparnya dikutip Jumat (14/01/2022).


Terkait nilai akuisisi tersebut menurutnya disebabkan karena adanya kondisi pandemi yang membuat Perseroan berfikir bahwa masih terdapat resiko yang tidak stabil kedepannya.


Lebih lanjut dikatakan, akuisisi yang terjadi pada 17 Desember 2021 tersebut merupakan transaksi afiliasi sebab MASA dan PTMI merupakan perusahaan yang dikendalikan oleh Compagnie Gnrale Des tablissements Michelin.


Selain itu Ade Nofita juga mengatakan transaksi kedua pihak tidak tergolong material sebagaimana ketentuan POJK 17/2020.


Dikatakan total aset PTMI dibagi dengan total asset konsolidasian MASA per 30 Juni 2021 sebesar 8,04% (US$ 38,48 juta / US$ 478,66 juta) atau lebih kecil dari 20%. Kemudian laba bersih PTMI dibagi dengan laba bersih konsolidasian MASA per 30 Juni 2021 adalah sebesar 2,34% (US$ 0,92 juta/US$ 39,31juta) atau lebih kecil dari 20%.


Sementara pendapatan PTMI dibagi dengan pendapatan konsolidasian MASA per 30 Juni 2021 adalah sebesar 19,06% (US$ 37,96 juta/US$ 199,12 juta) atau lebih kecil dari 20%. "Berdasarkan analisis di atas, dapat disimpulkan bahwa Rencana Transaksi Afiliasi bukan merupakan transaksi material sebagaimana dimaksud dalam POJK No. 17/2020," tegas Ade.


Adapun prospek PTMI dikatakan diyakini akan tetap menjanjikan khususnya bank motor. Untuk segmen ini dikatakan sudah menunjukan pemulihan pasar, hal ini tercermin pada utilisasi produk ban dan permintaan ban yang meningkat sejak kuartal pertama 2021. "Pasar ban motor tetap menjadi prioritas utama untuk pasar domestik," ujarnya.


Sementara untuk pasar kendaraan roda empat MASA menilai memiliki prospek yang baik seiring dengan pemberian insentif atas Pajak Penjualan Barang Mewah (PPnBM). Insentif ini diyakini akan memberikan dampak positif bagi industri lainnya.


"Meski indikasi perbaikan telah terjadi di awal tahun 2021, akan tetapi perbaikan pasar ban diperkirakan masih memerlukan waktu yang cukup panjang untuk kembali seperti kondisi sebelum adanya pandemi Covid-19," urainya.