EmitenNews.com - Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (IKMA) Reni Yanita mengungkapkan potensi Indonesia tidak hanya sebagai pasar, tetapi juga sebagai produsen dan pelaku utama industri modest fashion global.

Karena itu, ia mengajak seluruh pemangku kepentingan, mulai dari asosiasi industri, pelaku usaha, desainer, akademisi, influencer, hingga marketplace untuk berperan aktif mewujudkan industri modest fashion yang berkelanjutan dan berdaya saing tinggi.

Potensi pengembangan ini tercermin dari data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2024, yang mencatat terdapat 594 ribu unit industri kecil pakaian jadi dengan serapan tenaga kerja mencapai 1,2 juta orang. Sementara itu, nilai ekspor modest fashion Indonesia ke negara-negara anggota Organization of Islamic Cooperation (OIC) pada tahun 2023 mencapai USD990 juta, meningkat 83 persen dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar USD540 juta.

“Capaian ini menempatkan Indonesia di peringkat ketujuh sebagai negara dengan nilai ekspor tertinggi ke negara-negara OIC, setelah China, Turki, dan India,” kata Reni melalui laman Kemenperin.

Melihat potensi dan capaian tersebut, Dirjen IKMA yakin Indonesia memiliki peluang besar menjadi pusat modest fashion global, didukung kreativitas desainer lokal, kekayaan budaya, dan beragam bahan tekstil berkualitas tinggi.

Untuk memperkuat pertumbuhan industri fesyen muslim nasional agar semakin kompetitif di pasar ekspor, Reni juga mendorong pelaku usaha untuk terus mengembangkan produk agar mampu bersaing di pasar domestik maupun global. Ia menekankan pentingnya kerja sama dengan industri pakaian jadi lokal, termasuk sektor industri kecil dan menengah (IKM), guna menciptakan multiplier effect yang luas.

Sementara itu, Direktur IKM Kimia, Sandang, dan Kerajinan Budi Setiawan menambahkan bahwa Kementerian Perindustrian telah menyiapkan beragam kebijakan dan program untuk memperkuat ekosistem industri fesyen, termasuk modest fashion.

“Program yang kami jalankan meliputi peningkatan kompetensi SDM, pengembangan kualitas produk, penumbuhan wirausaha baru, fasilitasi sertifikasi produk dan kompetensi, termasuk sertifikasi halal hingga pemberian bantuan mesin dan peralatan, inkubasi bisnis, serta penyediaan akses promosi dan pameran,” jelas Budi.

Dalam setiap kegiatan, lanjut Budi, pihaknya juga terus berkolaborasi dengan berbagai pihak. “Kami berharap para pelaku IKM dapat menjadikan kesempatan ini sebagai batu loncatan untuk naik ke level yang lebih tinggi,” pungkasnya.(*)