EmitenNews.com— PT Adhi Karya Tbk (ADHI) mencatatkan arus kas bersih digunakan untuk aktivitas operasi sepanjang semester 1 2022 mencapai Rp1,313 triliun, karena penerimaan hanya mencapai Rp7 triliun, tapi pada sisi pembayaran kepada pemasok dan beban lainya tembus Rp7,995 triliun.


Namun, emiten karya BUMN ini masih membukukan pertumbuhan laba bersih sebesar 23,5 persen menjadi Rp10,23 miliar.


Hasil itu mendongkrak laba per saham dasar ke level Rp2,87, sedangkan di akhir Juni 2021 berada di level Rp2,33.


Data tersebut tersaji dalam laporan keuangan semester I 2022 tanpa audit ADHI yang diunggah pada laman Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (19/8/2022).


Jelasnya, pendapatan usaha naik 42,34 persen menjadi Rp6,326 triliun yang ditopang peningkatan pendapatan teknik dan konstruksi sebesar 42,57 persen menjadi Rp5,268 triliun.


Senada, pendapatan properti dan hospitality tumbuh 8,4 persen menjadi Rp409,5 miliar.


Lalu, pendapatan manufaktur tumbuh 3,3 persen menjadi Rp375,84 miliar.


Bahkan, pendapatan investasi dan konsesi melonjak 3.312 persen menjadi Rp273,36 miliar.


Sayangnya, beban pokok pendapatan membengkak 49,17 persen menjadi Rp5,627 triliun.


Dampaknya, laba kotor hanya tumbuh 4,01 persen menjadi Rp699,33 miliar.


Kian terpapas, beban umum dan administrasi menyentuh Rp325,85 miliar.


Ditambah beban keuangan sebesar Rp439,27 miliar. Sehingga laba sebelum pajak tersisa Rp36,865 miliar.


Menariknya, nilai obligasi berkurang 90,49 persen dibanding akhir tahun 2021.


Dampaknya, aset menyusut 1,73 persen menjadi Rp39,209 triliun.