EmitenNews.com - Dunia kepariwisataan, dan aktivitas masyarakat mulai pulih, seiring dengan membaiknya penanganan pandemi Covid-19, memberi harapan akan pertumbuhan ekonomi. Direktur Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian Putu Juli Ardika optimistis industri makanan dan minuman dapat tumbuh 7 persen tahun ini.


"Kami sangat optimistia. Kami berupaya memfasilitasi, agar semua itu bisa terjadi," kata Putu Juli Ardika, di Jakarta, Rabu (7/9/2022).


Optimisme pemerintah tersebut, menurut Putu Juli Ardika, dipicu oleh kegiatan-kegiatan wisata dan masyarakat yang sudah mulai menggeliat. Ia menyebutkan indikasinya, antara lain wisata ke Bali sudah mulai macet. Hunian hotel sudah tinggi. Apalagi ada event G20, puncaknya KTT, di Bali, November 2022.


“Untuk itu semua, dibutuhkan industri makanan dan minuman. Bukan hanya pariwisata. Kita sudah mulai pulih dari pandemi Covid-19 menjadi endemi. Jadi, kegiatan ekonomi masyarakat yang demikian luas sudah mulai bergerak," ujarnya.


Meski terdampak pandemi Covid-19, industri makanan dan minuman masih menunjukkan ketahanannya. Itu ditunjukkan dengan adanya pertumbuhan 3,68 persen pada kuartal II tahun 2022. Terjadi peningkatan signifikan dibandingkan periode yang sama pada tahun 2021 sebesar 2,95 persen.


Pada periode yang sama, industri makanan dan minuman memberikan kontribusi sebesar 38,38 persen terhadap PDB industri non migas sehingga menjadi subsektor dengan kontribusi PDB terbesar di Indonesia.


Januari-Juni 2022, ekspor industri makanan dan minuman mencapai USD21,3 miliar. Terjadi peningkatan 9 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun 2021 sebesar USD19,5 miliar.


Yang tidak bisa dinafikan, industri makanan dan minuman mampu menarik investasi Rp21,9 triliun hingga kuartal II Tahun 2022 dan menyerap hingga 1,1 juta tenaga kerja. Kita berharap kondisi ini terus bertahan, atau bahkan meningkat. ***