EmitenNews.com—Sampai dengan posisi per 30 September 2022, PT Darmi Bersaudara Tbk (KAYU) terus melakukan penjualan ekspor ke negara tujuan di Asia Selatan dan sebagian ke area lain. Perseroan masih terus beradaptasi dengan kendala pemasaran berkelanjutan sebagai akibat merebaknya pandemik Covid-19 di negara tujuan ekspor. 


Perseroan memandang hal ini sebagai keadaan normal baru yang menjadi aspek krusial yang perlu diperhitungkan dalam setiap pengapalan barang ekspornya. Harga freight dan kontainer pun belum mungkin untuk diprediksi dan masih terus berkontraksi, mengindikasikan volatilitasnya.


“Dalam hal ini, Perseroan berpengharapan segera mencapai titik keseimbangan baru dan normalisasinya, sesuai kondisi riil pada negara tujuan ekspor. Walaupun demikian, Perseroan tetap melakukan penjualan demi menjaga keberlangsungan usahanya,” kata Nanang Sumartono Hadiwidjojo Direktur KAYU dalam keterang resmi yang dikutip, Rabu (5/10/2022).


Perseroan masih mempunyai optimisme yang relevan atas potensi serapan pasar terhadap ekspor Perseroan di tahun 2022 ini sebagaimana dibuktikan dengan pertumbuhan eksposur penjualan, keberhasilan Perseroan dalam menembus dan melampaui ambang psikologis pengiriman 100 kontainer merupakan pencapaian yang patut disyukuri. 


Perlu diketahui, Perseroan telah mempunyai kuota persediaan yang cukup untuk memenuhi pesanan dari pasar yang ada, yaitu Asia Selatan khususnya India, walau sesungguhnya Perseroan tengah mengalami hambatan produksi pada area workshop utama sebagai akibat dari adanya kebakaran pada awal September 2022. Perseroan sedang mengupayakan pemulihan atas hal tersebut dengan mitigasi waktu penuntasan berkisar 3-4 minggu agar workshop dapat beroperasi dengan kapasitas semula.


Pada saat ini pula, di negara tujuan ekspor Asia Selatan, tengah mempersiapkan ritual Divali sebagai salah satu ritual terbesar disana. Hal ini mendorong pembeli yang ada disana menginstruksikan penundaan sebagian pengiriman kepada Perseroan, untuk menghormati kegiatan tersebut. Dalam catatan Perseroan, pengapalan ke wilayah ekspor tersebut sudah berjalan dan mencapai 10 kontainer hingga permintaan penundaan tersebut dipenuhi Perseroan. 


Perseroan menyampaikan bahwa sampai dengan posisi per 30 September 2022 ini, penambahan jaringan ekspor baru ke negara tujuan ekspor semakin mendekati realisasi, khususnya untuk pasar baru di Korea Selatan. Persiapan pengapalan ke Korea ini terus berjalan dan sampai saat ini, Perseroan masih berkomunikasi intens dengan pembeli disana, mengingat kedua belah pihak harus menemukan kesesuaian-kesesuaian teknis yang diperlukan. Di bulan September 2022 ini, Perseroan menurunkan tim untuk mendampingi tim teknis kontrol kualitas dari pihak pembeli untuk memastikan produk ekspor dari workshop Perseroan telah memenuhi standar yang diminta oleh pasar di Korea Selatan.


Sedang untuk pasar diluar Asia Selatan, Perseroan tengah memproses sertifikasi kelayakan asal kayu. Perseroan menjumpai kompleksitas dalam mengurus perijinan dan sertifikasi ini dan terus dikaji Perseroan agar pada akhirnya unsur kepatutan dan kepatuhan tata kelola niaga kayu internasional, khususnya untuk Eropa dan Amerika Utara, terpenuhi. 


Persiapan struktural pada internal Perseroan sendiri dari aspek pendanaan terus berjalan. Sesuai paparan publik sebelumnya, rencana aksi korporasi Perseroan menggelar rights issue atau Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) dalam beberapa bulan ke depan di tahun 2022 ini, atau bahkan pada awal tahun 2023 mendatang, terus dimatangkan. Dana hasil rights issue akan digunakan untuk menjamin ketersediaan kontainer dan pengendalian harga freight. Namun demikian, tidak tertutup kemungkinan penggunaan dana tersebut diperluas untuk pengadaan sarana produksi, sebagai langkah awal mewujudkan rencana jangka panjang Perseroan hingga 2026. 


Pembukaan pasar baru Perseroan sebagai rintisan tentu membutuhkan konsentrasi sumber daya bahan baku yang masif dan harus ditangani serius. Perseroan menginformasikan bahwa telah membuat komitmen dengan pemasok-pemasok baru sampai dengan tahun 2026 mendatang untuk memastikan ketersediaan pembahanan bahan baku atau konfirmasi bahan baku bagi ekspor ke wilayah-wilayah rintisan, tutur Nanang.


Perseroan telah bertemu dan akan menandatangani perjanjian kerjasama bilateral tentang pemenuhan bahan baku ekspornya dengan perusahaan pemilik konsesi lahan di Indonesia Timur. Perseroan dan perusahaan rekanan telah mempunyai persepsi yang sama untuk menerapkan membangun konsep pengelolaan yang diupayakan untuk selalu ramah lingkungan/eco-green concept, beroperasi dengan prinsip pelestarian alam atas lahan tereksplorasi.