EmitenNews.com - Keterbatasan modal bagi para pelaku usaha pertanian kerapkali menjadi momok tersendiri yang bisa menghambat pembangunan sektor pertanian nasional. Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo dalam berbagai kesempatan terus mendukung petani untuk bekerja maksimal serta mendorong mereka mendapatkan permodalan dalam mengembangkan usaha, utamanya melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR).


Dalam keterangannya yang dikutip Kamis (23/6/2022), Mentan Syahrul Yasin Limpo  mengatakan bahwa alokasi dana melalui KUR menyasar para pelaku di bidang pertanian baik pelaku usaha kelompok maupun perorangan. “Hampir untuk seluruh sektor pertanian, jadi apa saja terkait sektor pertanian, atau usaha pertanian, itu memang kita dorong untuk mengambil KUR.”


Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Kementan (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi mengatakan, pihaknya sudah, sedang dan akan terus melakukan transformasi pertanian. "Jika persepsi awalnya suatu kewajiban, suatu keharusan bahkan dalam tanda kutip suatu keterpaksaan, makanya harus diubah kalau pertanian harus menjadi bisnis yang menghasilkan duit sebanyak-banyaknya."


Pertanian, kata Dedi, dahulu hanya untuk memenuhi kebutuhan makan bagi keluarga, saudara, masyarakat dan lain sebagainya, namun saat ini belum cukup. Saat ini pertanian harus berorientasi pada bisnis atau keuntungan dan ini akan memberikan kesejahteraan kepada petani. Pertanian akan menjamin kehidupan manusia untuk selama-lamanya.


Dedi menjelaskan diperlukan modal untuk mengolah pertanian menjadi bisnis. Setelah mempunyai modal, kemudian memikirkan bagaimana mengolah tanah menggunakan alsintan. "Bagaimana memilih varietas pertanian bernilai tinggi. Bagaimana menggunakan pupuk berimbang, panen dan pasca panen serta pengolahannya. Setelah panen atau petik, jangan langsung dijual tetapi harus diolah dulu. Karena semakin hilir dilakukan pengolahan nilai tambahnya semakin besar. Modal adalah energi atau bensin untuk menggerakkan bisnis pertanian.”


Aksi nyata ditunjukkan Dedi melalui Youth Entrepreneurship and Employment Support Services Programme (YESS). Lewat Program YESS Kementan berupaya mencapai target melahirkan 2,5 juta petani milenial di seluruh Indonesia. Tak hanya fokus pada peningkatan kapasitas dan kualitas pemuda di perdesaan melalui pelatihan, magang dan berbagai peningkatan kapasitas SDM lainnya, program YESS juga mencoba menciptakan ekosistem kondusif dengan membuka akses permodalan.


Kolaborasi pun dilakukan program YESS dengan lembaga keuangan baik perbankan maupun nonperbankan seperti pada Rabu (22/6/2022), Program YESS melaksanakan Focus Group Discussion (FGD) produk layanan keuangan nonperbankan di Bogor, Jawa Barat. Project Manager Program YESS Inneke Kusumawaty mengatakan tujuan dari kegiatan FGD, memetakan kemungkinan petani milenial mengakses layanan pembiayaan nonperbankan.


Hadir pada FGD tersebut antara lain perwakilan dari Kementerian Koperasi dan UKM, PT Permodalan Nasional Madani (PNM), Agri Terra Indonesia, Komite Pengusaha Mikro Kecil dan Menengah Indonesia Bersatu (Kopitu) dan Era Tani. Dari hasil diskusi didapatkan beberapa poin penting, antara lain terdapat mekanisme klaster yang dapat menjadi alternatif pembiayaan bagi petani milenial. Mekanisme MEKAAR yang dapat dikolaborasikan bagi perempuan yang rentan miskin dengan pendapatan maksimal Rp500 ribu per bulan maupun skema-skema dari Kopitu, AgriTerra dan Era Tani yang dapat dikolaborasikan.


Seperti percepatan proses sertifikasi BPOM, Halal dan PIRT yang difasilitasi oleh Kopitu, konsep korporasi pertanian yang didasarkan pada kebutuhan pasar ekspor yang akan difasilitasi oleh AgriTerra dari sisi analisis peluang bisnisnya. Juga penggunaan aplikasi sekaligus sosialisasi yang mengakomodasi pengajuan pembiayaan, saprotan dan lainnya.


Direncanakan dilaksanakan pertemuan intensif antara Kementerian Koperasi dan UMKM untuk membahas kerja sama/kolaborasi dengan Lembaga Pengelola Dana Bergulir (LPDB). Inneke berharap melalui kegiatan ini terwujud kolaborasi antara Program YESS dengan lembaga nonperbankan sehingga diharapkan petani milenial dapat mengembangkan skala usahanya. ***