EmitenNews.com—PT Arthavest Tbk (ARTA) dan anak usaha mencatatkan rugi bersih yang naik 40,27% year on year (yoy) sebesar Rp3,17 miliar di semester I/2022. Rugi tersebut membengkak dibandingkan periode sama tahun 2021 yang senilai Rp2,26 miliar.


Hal tersebut memengaruhi kenaikan rugi bersih per saham dasar ARTA menjadi Rp7, dari semula Rp5. Penurunan laba terjadi justru ketika pendapatan usaha perseroan naik 66,68% yoy mencapai Rp21,86 miliar.


Diketahui, ARTA merupakan emiten pengelolaan aset yang memiliki kontribusi pendapatan dan laba dari anak usaha yang memiliki sekaligus mengelola Hotel Redtop. ARTA juga mendapatkan kontribusi dari bisnis voucher electronic.


Sebagian besar pemasukan di paruh pertama tahun ini berasal dari penyewaan kamar hotel sebesar Rp12,80 miliar, disusul makanan-minuman Rp8,64 miliar, dan lain sebagainya. Sedangkan bisnis e-voucher menyerap pendapatan sebanyak Rp62,5 juta.


Berdasarkan laporan keuangan ARTA, Jumat (23/9/2022), beban terbesar yang menguras pendapatan adalah dari pos umum-administrasi, yang mayoritas datang dari biaya management fee senilai Rp9,94 miliar, disusul penyusutan-amortisasi Rp8,03 miliar.


Adapun beban departementalisasi yang terdiri dari makanan-minuman, binatu, dan lain-lain menyusut menjadi Rp3,2 miliar.


Neraca ARTA per 30 Juni 2022 menunjukkan ada koreksi 1,19% mencapai Rp377,78 miliar, dari akhir 2021 di angka Rp382,34 miliar. Jumlah kewajiban pembayaran atau liabilitas naik 2,60% menjadi Rp53,27 miliar, sedangkan modal/ekuitas menyusut 1,79% sebesar Rp324,51 miliar.


ARTA menerima kas bersih dari aktivitas operasi sebesar Rp1,43 miliar di akhir Juni 2022. Tercatat sebanyak Rp341,45 juta digelontorkan untuk investasi, dan Rp186,57 juta untuk pembayaran liabilitas sewa. Dengan demikian, sisa kas bersihnya tersebut menambah jumlah kas dan setara kas ARTA di akhir periode sebesar Rp76,25 miliar.