EmitenNews.com—PT Mahaka Radio Integra Tbk (MARI) harus rela menanggung rugi tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sepanjang semester I 2022 tercatat sebesar Rp 24,13 miliar. Naik 333,42 persen dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 5,57 miliar.

 

Merujuk data laporan keuangan MARI yang dimuat pada laman BEI, Selasa (26/7/2022). Hingga 30 Juni 2022 pendapatan bersih perseroan turun 8,53 persen menjadi Rp 29,46 miliar dibanding periode sama tahun lalu sebesar Rp 32,21 miliar.

 

Mayoritas beban Mahaka Radio Integra pada semester I 2022 tercatat membengkak dibanding semester I 2021. Beban umum dan administrasi menjadi Rp 53,02 miliar dari Rp 34 miliar. Kemudian beban program dan siaran melonjak menjadi Rp 17,19 miliar dari Rp 3,06 miliar.

 

Beban penyisihan penurunan nilai piutang turun menjadi Rp 1,3 miliar dari Rp 2 miliar pada Semester I 2021. Beban keuangan melonjak signifikan menjadi Rp 4 miliar dari Rp 694,42 juta. Pada periode yang sama, perseroan berhasil mencatatkan pendapatan keuangan yang naik menjadi Rp 176,61 juta dari Rp 128,86 juta pada semester I 2021.

 

Sementara pendapatan lain-lain sebesar Rp 1,03 miliar, tumbuh dibandingkan Rp 602,84 juta pada semester I 2021. Dari rincian tersebut, setelah dikurangi pajak, perseroan mencatatkan rugi tahun berjalan sebesar Rp 45,94 miliar. Rugi itu naik sekitar lima kali lipat atau 438,93 persen dibanding rugi tahun berjalan pada semester I 2021 sebesar Rp 8,52 miliar.

 

Dari sisi aset perseroan hingga Juni 2022 tercatat naik hampir dua kali lipat menjadi Rp 601,38 milir dibanding posisi Desember 2021 sebesar Rp 329,23 miliar. Terdiri dari aset lancar senilai Rp 414,82 miliar dan aset tidak lancar Rp 186,56 miliar.

 

Liabilitas hingga Juni 2022 naik menjadi Rp 402,51 miliar dari Rp 84,41 miliar pada akhir Desember 2021. Terdiri dari liabilitas jangka pendek sebesar Rp 22,88 miliar dan liabilitas jangka panjang sebesar Rp 379,63 miliar. Sementara ekuitas sampai dengan paruh pertama tahun in tercatat sebesar Rp 198,88 miliar. Turun dibanding posisi akhir Desember 2021 sebesar Rp 244,82 miliar.