EmitenNews.com -PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk (RALS) menyiapkan belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar Rp 200 miliar pada tahun ini. Angka itu menurun dari capex tahun lalu sebesar Rp 300 miliar.

 

Direktur Ramayana Lestari Sentosa, Andreas Lesmana mengatakan, pada tahun ini perseroan memutuskan untuk menahan ekspansi gerai baru dikarenakan kondisi pasar atau perekonomian yang belum pulih sempurna pasca covid-19.

 

"Kondisi itu tercermin dari tingginya Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) dan pengangguran selama pandemi. Banyak PHK yang terjadi pada industri padat karya, dan hal ini tentu berdampak pada perseroan. Kami masih melakukan studi untuk pembukaan gerai baru,” jelasnya dalam paparan publik, Kamis (22/6/23).

 

Sebagai informasi, hingga kuartal pertama 2023 perseroan memiliki 103 gerai. Dia menambahkan, capex pada tahun ini akan digunakan oleh perseroan untuk maintenance toko dan juga pembelian fixed asset.

 

"Hingga kuartal pertama perseroan telah merealisasikan capex sebesar Rp 34,6 miliar,” ujarnya.

 

Masih di periode yang sama, emiten yang bergerak di ritel department store tersebut membukukan penjualan sebesar Rp 583,75 miliar atau turun 2,79% dibanding dengan periode yang sama tahun sebelumnya mampu mengantongi penjualan hingga RP 600,53 miliar.

 

Berdasarkan laporan keuangan perseroan, penurunan penjualan disumbang oleh penurunan pemasukan dari segmen barang swalayan sebesar sebesar Rp 139,20 miliar atau menurun 11,8% secara tahunan.

 

Sementara itu segmen pakaian dan aksesori menyumbang Rp 444,54 miliar atau bertumbuh t0,4%. Namun demikian, meski penjualan menurun, laba bersih dari RALS malah meningkat 0,55% menjadi Rp 30,17 miliar dari sebelumnya Rp30,0 miliar. Kenaikan laba bersih dipicu oleh penurunan pada beban pokok penjualan sebesar 9,64% YoY dari Rp 329,08 miliar menjadi Rp 297,36 miliar pada kuartal I-2023.

 

Meski kondisi masih belum pulih sepenuhnya, hal ini tak membuat Ramayana Lestari Sentosa hilang arah, emiten yang terkenal dengan produk fashionnya ini tetap menargetkan pertumbuhan pendapatan berkisar di 3%-5% atau setara dengan Rp 5,1 triliun sampai dengan 5,2 triliun. “Target pertumbuhan 3% merupakan target konservatif kami, dan 5% merupakan target optimis kami,” ujar dia.