EmitenNews.com -PT Visi Media Asia Tbk (VIVA) menderita rugi bersih sebesar Rp1,721 triliun pada akhir tahun 2022, atau membengkak dibanding akhir tahun 2021 yang tercatat sebesar Rp890,12 miliar.

 

Akibatnya, defisit kian menukik 50,6 persen menyentuh Rp5,123 triliun. Dampak berikutnya, emiten media grup Bakrie ini mengalami defisiensi ekuitas sebesar Rp1,584 triliun.

 

Jika dirunut, pendapatan usaha turun 6,2 persen menjadi Rp1,698 triliun. Pasalnya, pendapatan dari iklan menyusut 7,6 persen menjadi Rp1,654 triliun.

 

Walau total beban usaha dapat ditekan 0,42 persen menjadi Rp1,658 triliun. Tapi laba usaha tetap amblas 72,6 persen yang tersisa Rp40,489 miliar.

 

Sayangnya, beban lain lain membengkak 77,02 persen menjadi Rp1,749 triliun. Salah satu pos pemicunya, bunga dan beban keuangan yang naik 31,3 persen menjadi Rp985,2 miliar.

 

Terlebih, kerugian selisih kurs melonjak 1.139 persen menjadi Rp657,35 miliar.

 

Akibatnya, rugi sebelum pajak penghasilan menyentuh Rp1,708 triliun, atau membengkak 103,09 persen dibanding kuartal I 2022 yang tercatat sebesar Rp841,89 miliar.

 

Data tersebut tersaji dalam laporan keuangan tahun 2022 telah audit VIVA yang diunggah pada laman Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (18/4/2023).

 

Sementara itu, total kewajiban bertambah 14,2 persen menjadi Rp10,457 triliun. Salah satu pos pengungkitnya, beban masih harus dibayar membengkak 54,6 persen menjadi Rp3,662 triliun.