EmitenNews.com - PT Bumi Resources (BUMI) semester pertama 2022 mencatat pendapatan konsolidasi USD3,81 miliar. Menanjak 66 persen dari periode sama tahun lalu USD2,29 miliar. Beban pokok pendapatan USD2,72 miliar, naik dibanding edisi sama tahun lalu USD1,81 miliar.


Laba bruto mencapai USD1,09 miliar atau meningkat 125 persen dari periode sama dengan laba bruto USD485,3 juta. Beban usaha USD159,5 juta, bengkak 39 persen dari periode sama tahun lalu USD114,4 juta. Laba usaha USD931,2 juta, meningkat 151 persen dibanding edisi sama tahun lalu USD370,9 juta. 


Margin usaha meningkat menjadi 24,4 persen dari edisi sama tahun lalu 16,2 persen. Laba sebelum pajak mencapai USD788,3 juta, menanjak 184 persen dari periode sama tahun lalu USD277,8 juta. Laba neto USD418,8 juta, surplus 361 persen dari episode sama tahun lalu USD90,9 juta.


Selanjutnya, laba bersih USD167,7 juta melangit 8.726 persen dari periode sama tahun lalu USD1,9 juta. Manajemen Bumi Resources mengklaim pendapatan USD3,81 miliar berdampak kenaikan USD1,52 miliar secara tahunan. ”Itu didapat dari realisasi kenaikan harga batu bara 92 persen,” tulis Dileep Srivastava, Direktur dan Sekretaris Perusahaan Bumi Resources.


Kenaikan harga batu bara mengimbangi output, dan volume penjualan lebih rendah 14 persen, dan 16 persen. Itu karena kondisi hujan deras terus menerus (La Nina). ”Usaha terbaik telah dilakukan dengan mengendalikan biaya sebagian besar disebabkan kenaikan harga bahan bakar,” ulas Dileep.


Royalti meningkat menjadi 14 persen dari 13,5 persen sepanjang 2021 pada penjualan domestik, dan 28 persen ekspor, efektif 1 Januari 2022, anak usaha Kaltim Prima Coal (KPC) dan Arutmin. Total pendapatan setelah pajak naik menjadi USD419 juta dari periode sama tahun lalu USD91 juta. Itu diatribusikan ke Bumi USD168 juta naik 8.726 persen dari periode sama tahun lalu USD2 juta.


Perseroan pada 12 Juli 2022 telah melakukan pembayaran pokok dan kupon Tranche A sebesar USD731,3 juta secara tunai (cash). Itu terdiri atas pokok Tranche A sebesar USD557,1 juta, dan bunga USD174,2 juta, termasuk bunga akrual, dan bunga belum dibayar (back interest). 


Perlu diingat, jumlah aset USD4,46 miliar, menanjak dari periode akhir 2021 senilai USD4,22 miliar. Liabilitas USD3,57 miliar dari edisi akhir 2021 sejumlah USD3,57 miliar. Defisit USD2,71 miliar, turun tipis dari edisi akhir 2021 sejumlah USD2,88 miliar. Selain itu, perseroan tengah negosiasi restrukturisasi pinjaman jangka panjang USD1,04 miliar akan jatuh tempo pada Desember 2022. (*)