EmitenNews.com -Bank Indonesia tidak harus menunggu penurunan Fed Fund Rates terlebih dahulu untuk mulai melakukan pemangkasan suku bunga acuan.
Saat ini inflasi Indonesia masih tetap berada pada rentang sasaran, dengan keseimbangan eksternal yang cukup terjaga. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi Indonesia mencapai 2,61% sepanjang 2023. Inflasi ini merupakan inflasi terendah sepanjang 20 tahun terakhir.
"Dengan asumsi bahwa inflasi masih terkendali dan ekspektasi inflasi tetap terjangkar, serta rupiah secara konsisten mengalami apresiasi terhadap USD, kami melihat kemungkinan BI untuk secara pre-emptive memangkas BI rate," kata Ekonom Senior PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Rully Arya Wisnubroto dalam keterangan tertulis, Jumat (19/1).
Sesuai ekspektasi, BI pada Rapat Dewan Gubernur pertama di tahun 2024 ini, kembali mempertahankan suku bunga kebijakan BI rate pada level 6,0%, dan deposit dan lending facility rate, masing-masing pada 5,25% dan 6,75%.
Penetapan suku bunga BI selalu ditentukan oleh prospek inflasi dan pertumbuhan ekonomi Indonesia. BI tetap mempertahankan kebijakan moneter yang pro-stability untuk menjaga stabilitas rupiah dan memastikan inflasi tetap berada pada rentang sasaran 2,51%.
"BI melihat ketidakpastian pasar keuangan global mereda dan sisi lain pertumbuhan ekonomi global melambat. BI memprediksi pertumbuhan ekonomi global akan melambat menjadi 2,8% pada tahun 2024," pungkas Rully.
Related News
Beruntun 65 Bulan, BPS Catat Surplus Neraca Perdagangan Indonesia
OJK Pastikan Patriot Bond Bisa Jadi Agunan Kredit, Cek Persyaratannya
Permintaan Domestik Terus Menguat, PMI Manufaktur Oktober Naik ke 51,2
Nilai Ekonomi Digital Indonesia Diproyeksikan USD360 Miliar di 2030
Harga Emas Antam Senin ini Turun Rp12.000 per Gram
Kemenperin Benarkan Banjir Impor pada Produk Hilir Tekstil





