EmitenNews.com - Subholding Gas Pertamina, PT PGN Tbk membidik pasar gas bumi internasional melalui pemenuhan kebutuhan gas bumi dan Liquified Natural Gas (LNG) di Turki. PGN menggandeng Botas atau Petroleum Pipeline Corporation selaku badan usaha milik negara, Turkiye, yang bergerak di bidang transportasi minyak bumi dan trading gas bumi untuk suplai gas bumi ataupun LNG ke Turki.


Hari Minggu (13/11) lalu PGN dan BOTAS menandatangani kesepakatan kerjasama yang dilakukan oleh Direktur Utama PT PGN Tbk M. Haryo Yunianto dan BOD Member of Botas Corporation, Kerim Ta?kiran. Acara disaksikan oleh Menteri ESDM RI, Arifin Tasrif, Direktur Utama PT Pertamina (Persero), Nicke Widyawati, Ketua Kadin, Arsjad Rasjid, & Ketua B20, Shinta Widjaja Kamdani.


Haryo menjelaskan bahwa kerja sama PGN dengan Botas tidak hanya sebatas suplai gas bumi dan LNG, tetapi juga mengenai pengembangan kerja sama hidrogen, infrastruktur LNG, LNG Trading, fasilitas storage gas bumi bawah tanah, pengembangan SDM, dan potensial bisnis lainnya.


“Kerjasama ini akan memperkuat hubungan bilateral Indonesia dan Turkiye, terutama dalam diversifikasi penyaluran energi. Indonesia dan Turkiye dapat menjadi market energi yang esensial bagi keberlanjutan trading energi bilateral khususnya gas bumi," jelas Haryo.


Untuk mendukung kerja sama, PGN dan Botas terus berkoordinasi perihal kesiapan infrastruktur seperti FSRU dan terminal LNG. Menurut Haryo, diversifikasi rute dan sumber pasokan gas bumi penting untuk kepastian suplai gas bumi maupun LNG. Oleh karena itu, penyaluran gas bumi maupun LNG untuk Turkiye nantinya juga berasal dari sumber lain, tidak hanya dari Indonesia.


Saat ini yang sudah beroperasi adalah Arun LNG Hub yang dikelola oleh PT Perta Arun Gas (PAG) selaku afiliasi Subholding Gas. Lokasi Arun yang strategis menjadikannya sebagai pusat LNG trading Asia dan destinasi LNG Hub Global seperti China, Australia, Angola, Mesir, dan Amerika Serikat.


“Bisnis utama PAG adalah LNG receiving terminal, regasifikasi dan LNG Hub. Lokasi strategis di dekat Selat Malaka dengan potensi hampir 100 ribu kapal berlayar melintas, sehingga menjadi modal penting PAG sebagai pusat LNG Hub kelas dunia," jelas Haryo.


Pengoperasiannya didukung sepenuhnya oleh pemerintah melalui penunjukan PAG sebagai Pengelola Pusat Logistik Berikat LNG satu-satunya di Indonesia.


“Harapan kami sangat besar agar kerja sama dengan Botas berlanjut sampai tahap eksekusi komersial. PGN tentunya akan mendapatkan benefit untuk semakin melebarkan bisnis ke kancah internasional," katanya.


Di sisi lain, Turkiye dapat terbantu dalam hal pemenuhan energi gas bumi di kota-kota besar dan pusat-pusat industri sebagai konsumen gas bumi dalam jumlah besar.(fj)