EmitenNews.com—PT Bukit Asam Tbk (PTBA) menargetkan pendapatan dari usaha non batubara bisa mencapai 10% - 15% dari total pendapatan pada tahun 2023. Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko PTBA, Farida Thamrin mengatakan PTBA tidak akan terburu - buru meninggalkan bisnis batubara. "Jadi kalau target itu bisa tercapai tahun depan, itu sudah bagus," kata Farida dalam KBSA Live Youtube, Kamis (3/11).


PTBA meraih pendapatan sebesar Rp31,1 triliun pada kuartal III 2022. Capaian ini meningkat 60% yoy dibanding kuartal III 2021.


Walau demikian, PTBA tetap serius melakukan pengembangan usaha non batubara, terutama di energi baru terbarukan. "Juga hilirisasi batubara melalui proyek pengembangan gasifikasi batubara melalui PTBA, Pertamina, dan Air Products & Chemicals Inc ( APCI )," ujar Farida.


Ketiga perusahaan telah menggelar groundbreaking proyek hilirisasi batu bara menjadi dimetil eter (DME) pada 24 Januari 2022 di Kawasan Industri Tanjung Enim, Kabupaten Muara Enim, Sumatera Selatan. Kegiatan ini dihadiri dan diresmikan langsung oleh Presiden Republik Indonesia Joko Widodo. Dengan utilisasi 6 juta ton batu bara per tahun, proyek ini dapat menghasilkan 1,4 juta DME per tahun untuk mengurangi impor LPG sebesar 1 juta ton per tahun.


Ekspansi bisnis perusahaan ke sektor energi baru dan terbarukan terus bergulir. Baru-baru ini, PTBA menjajaki potensi kerja sama pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di lokasi operasional Semen Indonesia Group (SIG). Kerja sama ini ditandai dengan penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) Pengembangan Energi Baru Terbarukan (EBT) Untuk Pembangkit Listrik Tenaga Surya pada 18 Oktober 2022.


PTBA melalui anak usahanya, PT Bukit Energi Investama (BEI) akan membangun PLTS untuk mendukung kegiatan operasional pabrik PT Semen Padang yang merupakan anak usaha SIG. Rencananya pembangunan PLTS dengan kapasitas 40 Megawatt-peak (MWp) mencakup PLTS Rooftop dan PLTS Ground Mounted yang ditargetkan beroperasi secara komersial (Commercial Operation Date/COD) pada tahun 2023 - 2024.


Selain itu, PTBA bersama China Huadian Corporation (CHD) melalui Nota Kesepahaman (MoU) yang ditandatangani pada tanggal 18 Oktober 2022 menjajaki pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Bayu ( PLTB ) berkapasitas 1.300 MW di China Selatan dan Pengembangan energi terbarukan lainnya di Indonesia.


Wujud konkret dukungan PTBA dalam upaya pengurangan emisi karbon global juga ditandai dengan sinergi bersama PT Jasa Marga (Persero) Tbk dalam pengembangan PLTS di jalan tol Jasa Marga Group. Di antaranya pembangunan PLTS di Jalan Tol Bali-Mandara yang berkapasitas 400 Kilowatt-peak (kWp). PLTS di Jalan Tol Bali-Mandara telah selesai dibangun dan diresmikan pada 21 September 2022 lalu, Selanjutnya ada penjajakan potensi pengembangan PLTS di ruas jalan tol lainnya. PLTS di Jalan Tol Bali-Mandara juga mendukung Presidensi G20 Indonesia yang akan dilaksanakan di Bali pada November 2022.


Sebelumnya, PTBA telah membangun PLTS di Bandara Soekarno Hatta melalui kerja sama dengan PT Angkasa Pura II (Persero). PLTS tersebut terdiri dari 720 solar panel system dengan photovoltaics berkapasitas maksimal 241 kWp dan terpasang di Gedung Airport Operation Control Center ( AOCC ). PLTS ini telah beroperasi penuh sejak 1 Oktober 2020.


"Kenapa PTBA banyak mengembangkan tenaga surya. Karena PTBA melalui anak usahanya, PT Bukit Energi Investama (BEI) memiliki SDM yang mumpuni di bidang ini," tutup Farida.