EmitenNews.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih dibayangi sentimen eksternal. Itu mengenai kenaikan suku bunga Amerika Serikat (AS), dan data ekonomi regional kurang memuaskan.


Situasi dan kondisi tersebut akan membuat Indeks bergerak volatile cenderung menguat. Itu mengingat kenaikan sentimen lokal terkait rilis laporan keuangan, dan potensi kenaikan komoditas batu bara.


Apalagi, setelah Glencore menyepakati perjanjian untuk memasok batu bara dengan Nippon Steel Corp. ”Kami perkirakan IHSG akan bergerak pada rentang support 6.860, dan resisten 6.930,” tutur Lukman Hakim, Research Analyst Reliance Sekuritas Indonesia, Kamis (28/7).


Secara teknikal, Indeks masih di atas MA20 dan MA5. Indeks masih ada peluang untuk mengalami rebound, namun perlu diwaspadai karena Indeks membentuk gap up. Sejumlah saham berpotensi naik perdagangan hari ini ESSA, HRUM, INDY, KKGI, VICI, ADRO, ITMG, SMMT, dan MMLP.


Kemarin Indeks surplus 0,39 persen menjadi 6.898. Beberapa sektor pendorong penguatan Indeks di antaranya energi melesat 2,41 persen, industrial menanjak 1,37 persen, dan teknologi menguat 0,88 persen. Investor asing mencatat net sell Rp 10,74 miliar. Saham paling banyak dijual BUMI, BBNI, dan BBRI.


Sementara itu, bursa saham Amerika Serikat (AS) ditutup menguat. Indeks Nasdaq naik 4,06 persen setelah The Fed mengerek interest rate 75 basis points (bps) yang diharap dapat meredam inflasi. Powell meyakinkan para pelaku pasar soal resesi AS.


Bursa Asia pagi ini sudah menelusuri zona hijau. Index Kospi menguat 0,72 persen, dan Nikkei 225 melesat 0,58 persen. Penguatan bursa Asia terjadi di tengah rilis business confident Korea Selatan edisi Juli mengalami tekanan cukup dalam setelah sebelumnya consumer confident juga mengalami tekanan. (*)