EmitenNews.com - PT Pelita Samudera Shipping Tbk (PSSI) menyiapkan belanja modal (capital expenditure/capex) sebesar USD10 juta atau setara Rp143 miliar tahun ini. Sebagian besar dan  capex  akan digunakan untuk peremajaan aset.

 

Head of Corporate Communication  PSSI Hariman Chalid menyampaikan bahwa selain peremajaan aset, perseroan berencana untuk melakukan diversifikasi produk angkutan. Sebab setiap produk seperti batu bara, nikel, dan komoditas lain memiliki karakteristik yang berbeda-beda.

 

"Kita butuh kapal yang bisa mengakomodir komoditas lain selain batu bara. Alokasi yang paling besar adalah untuk peremajaan aset baik untuk ekspansi bisnis maupun ekspansi membeli kapal baru," kata dia.

 

Hal ini sejalan dengan strategi perseroan dalam lima tahun ke depan. PSSI sudah menyiapkan strategi usaha di antaranya meningkatkan diversifikasi angkutan produk menyusul menurunnya porsi angkutan produk batu bara yang terjadi dari tahun ke tahun.

 

Hasilnya, pada 2019 komposisi angkutan produk batu bara sekitar 97% dan 3% non-batu bara. Kemudian, pada 2020, angkutan produk non-batubara meningkat 10% termasuk dari produk nikel, bauksit, alumina, dan baja besi. Terbaru, pada 2021, angkutan produk non-batubara kembali meningkat menjadi 29% yang didominasi dari angkutan produk nikel.

 

"Kita punya banyak permintaan angkutan nikel karena nikel memang sedang berkembang di Indonesia. Pemerintah juga sedang membangun pabrik atau smelter untuk nikel karena akan ada proyek mobil listrik dan nikel merupakan salah satu komponen atau bahan utama untuk mobil listrik," paparnya.

 

Strategi lain, lanjut Hariman, perseroan bakal melakukan peremajaan aset. Bagaimanapun, seiring dengan diversifikasi produk yang dilakukan, tentu PSSI memerlukan aset-aset atau armada-armada yang mampu menampung karakteristik produk angkutan non-batu bara, salah satunya nikel.

 

"Jadi, peremajaan aset, diversifikasi produk, menjaga aspek keuangan agar tetap sehat merupakan salah satu dari beberapa strategi usaha kita. Targetnya, di 2024 produk angkutan kita 50% batu bara dan 50% lainnya non-batu bara yang kita harapkan bisa dari nikel, biji besi, baja, dan bauksit yang sekarang lagi naik," beber Hariman.

 

Adapun untuk target kinerja pada tahun ini, dirinya menyebut bahwa perseroan menargetkan dapat mempertahankan laba baik plus ataupun minusnya di kisaran 10%. Sedangkan dari sisi pendapatan akan dipengaruhi banyak faktor mulai dari volatilitas pasar, kondisi perekonomian global, ketegangan geopolitik, sampai kebijakan pemerintah yang pada Januari memberlakukan larangan ekspor sehingga mempengaruhi pendapatan.