EmitenNews.com -China membuat murka negara-negara tetangga RI. Hal ini terkait peta baru negeri itu yang mencaplok sejumlah wilayah negara lain. Sebelumnya, Kementerian Sumber Daya Alam China merilis peta "standar China" edisi 2023, sebagaimana dimuat Global Times. Bukan hanya wilayah daratan negara lain masuk tapi juga perluasan klaimnya di Laut China Selatan (LCS).

 

Khusus di Laut China Selatan (LCS), China merubah konsep wilayah negaranya dari sembilan garis putus-putus, menjadi 10 garis putus-putus. Sembilan garis putus-putus sebelumnya mengkalim laut dari Kepulauan Paracel (yang juga diklaim Vietnam dan Taiwan) hingga Kepulauan Spratly yang disengketakan dengan Filipina, Brunei, Malaysia, Taiwan dan Vietnam.

 

Dalam konser baru 10 garis putus-putus, China pun tegas memasukkan pula wilayah Taiwan ke dalam teritorinya. Selama ini Taiwan menganggap pulau itu bagian dari negerinya meski pemerintahan Taipe menolak.

 

Anggota Komisi I DPR RI Sukamta menyinggung adanya usulan peta baru China yang mengklaim perbatasan sejumlah negara, termasuk wilayah di India, perairan Malaysia hingga dekat Indonesia. Hal tersebut disampaikan Sukamta dalam Rapat Kerja Komisi I DPR RI dengan Wakil Menteri Luar Negeri (Wamenlu) RI Pahala Nugraha Mansury di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Kamis (15/9/2023).

 

"Negara - negara tetangga kita sedang resah, gelisah. India, Malaysia, Filipina, Vietnam, tapi Indonesia kelihatan anteng-anteng. Konon katanya Indonesia tidak tersentuh oleh peta baru China. Apa benar demikian karena sebagian orang mengatakan tidak demikian," ujar Sukamta.

 

Sukamta menilai, peta baru China tersebut menuai kontroversi karena mendapat banyak penolakan dari sejumlah negara. Ia pun, meminta penjelasan komprehensif dari Kementerian Luar Negeri terkait Peta Standar China 2023 itu. "Apakah memang betul kita betul-betul aman perbatasan kita dari klaim China atau karena kita memang tidak mau menyinggung The Big Brother ini dari sisi diplomasi," kata Politisi Fraksi PKS ini..

 

Senada, Anggota Komisi I DPR RI sekaligus Wakil Ketua DPR Bidang Korpolkam, Lodewijk Paulus menyampaikan, Malaysia dan Filipina telah melakukan nota protes terkait peta baru China itu. Sebab, dalam peta tersebut, China mengklaim wilayah perbatasan pada sejumlah negara di laut Tiongkok Selatan.

 

"Tentang sikap Indonesia tentang pera baru yang dikeluarkan Tiongkok pada 28 Agustus lalu, Filipina dan Malaysia sudah komplain. Sama dengan pak Sukamta, apakah tidak ada pengaruhnya untuk Indonesia atau bagaimana?," ungkap Politisi Fraksi Partai Golkar ini.

 

Diketahui, Kementerian Sumber Daya Alam China merilis peta tersebut bersamaan dengan Pekan Kesadaran Pemetaan Nasional China dan Hari Publisitas Survei dan Pemetaan, Peta Standar 2023 pada 28 Agustus lalu. Peta tersebut mencakup wilayah yang disengketakan dengan negara - negara tetangga, termasuk klaim wilayah Arunachal Pradesh, Aksai Chin di India, Taiwan hingga wilayah maritim zona eksklusif ekonomi (ZEE) Malaysia dekat Sabah dan Sarawak, Brunei, Filipina, Indonesia dan Vietnam.