Dari Hobi Jadi Hoki, Cuan di Balik Bisnis Kartu Pokemon
Pokemon Trading Card Game) telah berevolusi dari hobi menjadi industri investasi serius yang perputarannya ditaksir sudah triliunan rupiah secara global.
EmitenNews.com - Pemandangan di Hublife, Mal Taman Anggrek (MTA), Jakarta, akhir pekan ini berbeda dari biasanya. Puluhan remaja berkerumun, dan sesekali terdengar suara sorak sorai “Horeee!” yang menandakan ada yang mendapat kartu langka.
“Itu dia lagi dapat kartu bagus,” ujar Edi Sutrisno, ayah Dern Anthea, pemilik booth “FlipPlug” salah satu peserta di pameran “Hidden Treasures Society CardShow” yang dibuka Jumat (14/11/2025) ini hingga Ahad (16/11/2025).
Ini adalah pameran kartu permainan Pokemon ke-3 dalam bulan ini di Jakarta. Suasana sore itu membuktikan, bisnis kartu Pokemon (Pokemon Trading Card Game) telah berevolusi dari hobi menjadi industri investasi serius yang perputarannya ditaksir sudah triliunan rupiah secara global.
Di tengah riuhnya acara, salah satu booth yang paling menarik adalah “FlipPlug”. Di booth inilah pemiliknya mendapat kartu langsung dari salah satu pengimpor kartu Pokemon di Indonesia. Makanya, hanya dalam hitungan jam, sudah terjual beberapa box. Sayang, Dern enggan menyebut nilai transaksinya.
“Adalah, yang jelas bisa untuk menutup sewa booth selama 3 hari,” jawabnya.
Untuk ikut pameran di MTA ini, ia harus membayar Rp1,4 juta.Transaksi jual-beli, mulai dari booster pack hingga Elite Trainer Box (ETB) langka, terjadi tanpa henti.
Fenomena ini mengonfirmasi adanya potensi pasar luar biasa besar, yang kini terbagi menjadi tiga segmen utama: 1. Pemain (Players): Mereka yang membeli kartu untuk benar-benar dimainkan dalam kompetisi TCG. Segmen ini mementingkan fungsi kartu (meta game).
Kemudian, 2. Kolektor Murni (Collectors): Didorong oleh nostalgia dan kecintaan pada karya seni kartu. Mereka sering mengincar kartu dari set lama atau dengan ilustrasi spesifik. 3. Investor/Flipper: Segmen yang paling mendorong kenaikan harga. Mereka melihat kartu sebagai aset alternatif, mirip saham atau emas, dan murni berfokus pada potensi “cuan” (keuntungan).
Daya tarik utama bisnis ini adalah rentang harganya yang ekstrem, yang menunjukkan potensi keuntungan besar sehingga bagi sebagian penghobi bisa menjadi investasi. “Karena scarcity-nya, kartu Pokemon bisa jadi mahal,” ujar Andrew, salah satu pengunjung pameran kepada Emitennews.
Sarjana ITB berusia 26 tahun masih menyukai kartu Pokemon
Sarjana ITB ini mengaku sampai sekarang, kendati sudah berumur 26 tahun, masih menyukai kartu Pokemon. Itulah sebabnya setiap kali ada event, dia bersama teman-temannya menyempatkan datang untuk memburu kartu-kartu bagus.
“Asyik aja karena kan masing-masing kartu itu mempunyai corak dan karakter yang berbeda serta artistik,” imbuhnya.
Andrew mengaku sejak masih balita sangat terkesan ketika mamanya membelikan boneka Pikachu. Untuk kartu common (kartu ‘sampah’ atau bulk) bisa didapat dengan harga di bawah Rp1.000. Sebuah booster pack baru di ritel resmi dijual sekitar Rp20.000. Sebuah kartu graded (disertifikasi keaslian dan kondisinya) yang langka bisa bernilai puluhan hingga ratusan juta rupiah di pasar Indonesia.
Secara global, rekor dipegang oleh kartu “Pikachu Illustrator” graded PSA 10 yang terjual pada 2022 seharga USD5,275 juta, atau setara lebih dari Rp80 miliar.
Potensi keuntungan bisnis kartu Pokemon beragam. Seorang flipper bisa membeli box seharga Rp600.000 dan berharap mendapatkan satu ‘chase card’ (kartu incaran) yang bisa langsung dijual seharga Rp2 juta.
Sementara itu investor jangka panjang bisa menyimpan booster box segel dan menjualnya 3-5 kali lipat dalam tiga tahun kemudian. Seperti yang terlihat di pameran, untuk sukses di bisnis ini, penjual harus memiliki rencana bisnis matang.
“Segmennya memang para remaja yang dulu waktu kecil sering menonton film,” ujar seorang penjual. “Fokus di set lama, kartu graded langka, atau main di volume produk baru,” kata Dio, salah satu peserta pameran yang kebetulan juga hobi main game Pokemon.
Related News
Produksi Baterai HLI Power Karawang Cukupi 150 Ribu Mobil Listrik
Negosiasi Tarif Dagang dengan AS Masih Berjalan, Ini Harapan Indonesia
JK Pertanyakan Kehadiran Jenderal di Lahannya, TNI AD Kumpulkan Data
Wamenkeu Sebut Investasi dan Produktivitas Kunci Pertumbuhan Ekonomi
Astra Dukung Peran Indonesia pada COP30 di Brasil
Konsep Mobnas Siap, Ditargetkan Mulai Produksi 2027





