EmitenNews.com - PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) hingga kuartal I 2023 membukukan laba bersih senilai USD8,57 juta atau membaik dibanding periode yang sama tahun 2022 menderita rugi bersih senilai USD11,235 juta.

 

Manajemen emiten petrokimia milik Prajogo Pengestu itu, dalam keterangan resmi Senin (19/6/2023) menyampaikan bahwa pada kuartal I 2023 menandai titik balik industri petrokimia. Pertumbuhan sebagian besar dipengaruhi oleh pemulihan ekonomi global, yang ditandai dengan kenaikan yang signifikan pada tingkat produksi Asia Tenggara, dan pembukaan kembali China setelah diangkatnya restriksi terkait COVID.

 

Perseroan mencatatkan Pendapatan Bersih sebesar US$502,3 juta dan EBITDA positif sebesar US$66,1 juta, dibandingkan dengan EBITDA sebesar US$24,1 juta pada Q1 2022, atau peningkatan sebesar 174%. Laba Bersih untuk 3 bulan pertama tahun ini mencapai US$8,5 juta, dibandingkan dengan Rugi Bersih sebesar US$11,1 juta pada periode yang sama tahun lalu.

 

Chandra Asri tetap teguh dalam ketahanan finansial dan berhasil mempertahankan neraca yang kuat, juga mempunyai fleksibilitas dalam menjalankan strategi bisnisnya. Pada tanggal 31 Maret 2023, Perseroan memiliki Liquidity Pool sebesar US$2,3 miliar yang terdiri dari Kas dan Setara Kas sebesar US$881 juta, Surat Berharga US$997 juta, dan Fasilitas Committed Revolving Credit sebesar US$422 juta.

 

Pada tanggal 27 Februari 2023, Perseroan berhasil mengakuisisi 70% saham di Krakatau Daya Listrik (KDL, bisnis ketenagalistrikan) dan 49% saham di Krakatau Tirta Industri (KTI, bisnis air) melalui special purpose vehicle, PT Chandra Daya Investasi. 

 

Rangkaian transaksi bolt-on di sektor infrastruktur diarahkan untuk menghasilkan kinerja bisnis yang lebih kuat dengan risiko yang lebih kecil, melalui penciptaan ekosistem yang terintegrasi dan sinergi dalam kompleks industri di kawasan Cilegon. Ini adalah bagian dari strategi Programmatic M&A Perseroan, memanfaatkan kekuatan finansial Chandra Asri dan reputasi yang solid sebagai Mitra Pertumbuhan.

 

Sementara volatilitas yang diperkirakan akan terus berlanjut karena ketidakpastian geopolitik dan harga energi yang sedang berlangsung, Perseroan tetap yakin akan prospek jangka panjangnya dan melaksanakan rencana ekspansinya dengan disiplin dan fokus. Dalam Q1 2023, Chandra Asri menyelesaikan dan menandatangani MoU dengan INA, sovereign wealth fund, untuk bersama-sama mengembangkan pabrik chlor-alkali skala dunia di Indonesia, yang dirancang untuk melayani industri hilir Indonesia yang berkembang dan berfokus pada rantai nilai Kendaraan Listrik (EV).

 

Sebagai bagian dari percepatan rencana investasi, Perseroan juga telah menunjuk pemberi lisensi terkemuka dunia dan melanjutkan proses penawaran FEED, tulis manajemen.