EmitenNews.com - Majulah dunia transportasi kita. PT Transportasi Jakarta (Transjakarta) milik Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menandatangani nota kesepahaman bersama dengan penyedia sekaligus produsen bus berbasis listrik, Switch Mobility Limited. Memorandum Of Understanding (MoU) itu, berlangsung di  London pada Jumat (13/5/2022) sore waktu setempat.


Penandatangan nota kesepahaman tersebut dilakukan oleh Direktur Utama PT Transportasi Jakarta M. Yana Aditya dan Sarwant Singht selaku Chief Planning Officer Switch Mobility Limited. Ikut menyaksikan peristiwa penting itu, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.


Sementara itu, hadir juga sejumlah tokoh penting. Di antaranya, Richard Graham MP Prime Minister's Trade Envoy to Indonesia, Dubes Indonesia untuk London Desra Percaya, Asisten Perekonomian dan keuangan Setda Provinsi DKI Jakarta Sri Haryati. Lainnya, Kepala Dinas Perhubungan (Kadishub) DKI Jakarta Syafrin Liputo, Direktur Operasi dan Keselamatan PT Transportasi Jakarta Yoga Adiwinarto.


Dalam keterangannya yang dikutip Sabtu (14/5/2022), Gubernur Anies Baswedan mengatakan, melalui MoU itu, diharapkan Transjakarta memiliki akses lebih luas kepada penyedia bus listrik. Jadi, tidak hanya lokal, seperti yang saat ini berjalan. Tetapi, dari belahan dunia lain, terutama Inggris.


“Inggris memiliki inovasi di bidang teknologi, pembiayaan serta model pengadaan yang cukup berkembang pesat,” kata Anies Baswedan.


Direktur Utama PT Transportasi Jakarta, M. Yana Aditya mengungkapkan, Transjakarta yakin bisa mendukung capaian Net Zero Emission Lewat kehadiran bus listrik sebagai transportasi publik di Jakarta.


Menurut Yana Aditya, saat ini tahap penjajakan dengan Switch Mobility Limited masih dilakukan. Rencananya, mereka akan melakukan uji coba bus di jalur Transjakarta. Uji coba dilakukan sesuai Standar Pelayanan Minimun (SPM) yang berlaku dari aspek pengujian dan standar operasional Transjakarta.


“Kami ingin memastikan pemenuhan kebutuhan implementasi bus listrik bagi pelanggan bisa terpenuhi secara maksimal,” katanya.


Lewat Perjanjian Paris Agreement 2015, pemerintah Indonesia menargetkan capaian Net Zero Emission pada 2060 dan pada 2030 menetapkan Nationally Determined Contribution (NDC) dalam mengurangi emisi karbon sebesar 29 persen dan sebanyak 41 persen jika dengan bantuan asing.


Salah satu faktor untuk mencapai target tersebut, dengan dekarbonisasi pada sektor transportasi. Yana yakin capaian tersebut bisa direalisasikan. Pasalnya, ke depan bus konvensional akan dielektrifikasi dan menggunakan bus berbasis listrik secara menyeluruh pada 2030.


Nantinya, proses uji coba berjalan pada kuartal ke-2 tahun 2023. Apabila uji coba berjalan sesuai harapan, kedua belah pihak bisa melanjutkan kerja sama ini untuk secara resmi beroperasi melayani pelanggan. ***