EmitenNews - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mencatat, meski diterpa pandemi Covid-19, industri pengolahan mampu mencatatkan nilai ekspor sebesar USD131,13 miliar pada Januari-Desember 2020. Naik 2,95 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.


“Kinerja gemilang ini membuat neraca perdagangan sektor manufaktur sepanjang tahun 2020 menjadi surplus USD14,17 miliar,” ungkap Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE) Kemenperin, Taufiek Bawazier di Jakarta, Senin (15/3).


Ekspor Indonesia ke Korea Selatan tercatat sebesar USD6,51 miliar pada tahun 2020. Sedangkan nilai ekspor nonmigas Indonesia ke Korea Selatan periode Januari–November 2020 tercatat sebesar USD5,03 miliar. Pada 2019, Korea Selatan adalah negara tujuan ekspor ke-8 bagi Indonesia.


Dirjen ILMATE menilai bisnis industri peralatan listrik cukup prospektif ke depannya seiring dengan upaya mengakselerasi penerapan industri 4.0.
Taufiek melihat daya saing industri peralatan listrik di dalam negeri sudah mampu kompetitif dengan produk impor. "Untuk itu, potensi ini perlu dioptimalkan dengan memfasilitasi perluasan pasar ekspor," ujarnya.



Kemenperin mengapresiasi PT. Jinheung Electric Indonesia (JEI) yang rutin mengekspor produk peralatan listrik rumah tangga seperti miniature circuit breaker (MCB), power socket dan switch ke pasar Korea Selatan. “Di tengah masa pandemi saat ini, kami bangga kepada para pelaku industri yang masih agresif menembus pasar ekspor,” tegas Taufiek.



Presiden Direktur JEI, Lee Ki Sou, mengatakan bahwa langkah perusahaan untuk meningkatkan pasar ekspor sesuai anjuran pemerintah dalam upaya berkontribusi memacu pertumbuhan ekonomi nasional di tengah masa pandemi. “Kami telah melakukan ekspor ke Korea dengan nilai USD5,68 juta pada tahun 2020,” ungkapnya.



Pada periode Januari-Februari 2021 perusahaan ini mengapalkan produk peralatan listrik berupa MCB, power socket dan switch ke Korea Selatan sebanyak 1,5 juta unit dengan nilai mencapai USD1,2 juta. “Untuk Maret ini, kami kembali ekspor ke Korsel sebanyak tiga kontainer dengan jumlah produk 230 ribuan unit senilai USD195 ribuan,” sebut Lee.



Saat ini mereka sedang mengakselerasi peningkatkan jumlah produksi di dalam negeri guna mendorong daya saing produk nasional. Lee menegaskan komitmen perusahaannya untuk menambah investasi agar Indonesia tetap sebagai basis produksi untuk pasar dalam dan luar negeri.



Sejak berdiri tahun 2018, Jinheung Electric Indonesia telah memproduksi berbagai peralatan listrik, antara lain pemutus sirkuit listrik (Electric MCCB) power socket & switch. Kapasitas produksi untuk produk power socket sebanyak 250 ribu unit per bulan, switch 150 ribu unit per bulan, dan MCB 150 ribu unit per bulan.



Perusahaan yang berlokasi di Cikarang yang mempekerjakan 250 karyawan ini sedang dalam proses sertifikasi tingkat komponen dalam negeri (TKDN) dari Kemenperin. “Dalam waktu dekat, kami akan membidik potensi pasar domestik. Salah satu langkah yang sudah dilakukan adalah dengan sertifikasi SNI produk-produk unggulan yang kami produksi,” ujar Lee.(*)