EmitenNews.com - Dalam gelaran BRI Microfinance Outlook 2024 pada 7 Maret 2024, tampil direktur ADB, dan peneliti Harvard University. Keduanya membahas inklusi keuangan, yang menjadi komitmen PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI). BRI terus mendorong inklusi keuangan di seluruh penjuru negeri sebagai upaya untuk pemerataan ekonomi dan pengentasan kemiskinan. 

Mengusung tema Strengthening Financial Inclusion Strategy: Microfinance Role in Increasing Sustainable and Inclusive Economic Growth, BRI sebagai bank dengan portofolio UMKM terbesar di Indonesia berkomitmen terus mendorong inklusi keuangan guna mendorong pembangunan ekonomi negara.

Dalam acara yang dibuka oleh Presiden Joko Widodo, dan dihadiri sejumlah menteri itu, Asian Development Bank (ADB) Country Director for Indonesia Jiro Tominaga tampil berbicara mengenai “Fostering Inclusive Growth Worldwide: Strategies for Equal Economic Opportunities.” 

Jiro membahas terkait program dan kebijakan yang berhasil mewujudkan perekonomian inklusif dalam skala global. ADB memiliki visi mendorong inklusi keuangan di negara negara Asia yang sejalan dengan pembahasan pada BRI Microfinance Outlook 2024.

Dalam kesempatan yang sama, Research Affiliate at Harvard University Beatriz Armendariz hadir dengan mengupas topik tentang “Global Inclusive Development: Theoritical Perspectives and Frameworks”. Ia membahas terkait kontribusi keuangan mikro terhadap pertumbuhan berkelanjutan yang inklusif.

“BRI yang berdiri sejak 1895 terus berkembang pesat dan menciptakan kontribusi besar. Perusahaan ini mampu mendorong dan menciptakan inklusi keuangan terutama dalam pertumbuhan berkelanjutan yang inklusif,” ujar Beatriz. 

Dalam forum itu, Beatriz Armendariz mengungkapkan, perluasan inklusi keuangan dapat dilakukan karena BRI semakin maju mengikuti perkembangan zaman dan didukung oleh digitalisasi. Bisnis kredit mikro di BRI, misalnya, kata dia, modelnya sangat dipersonalisasi dengan akses yang mudah dijangkau. 

Keterjangkauan tersebut sesuai strategi BRI yang fokus pada journey dan karakteristik nasabahnya. Dengan demikian, diharapkan penyaluran pembiayaannya dapat lebih terstruktur dan tersistematis dalam satu ekosistem. 

Beatriz merupakan peneliti yang berfokus pada ekonomi pembangunan, keuangan internasional dan ekonomi mikro termasuk keuangan mikro. Selain menjadi Research Affiliate at Harvard University, ia juga Associate Professor of Economics, University College London.

Untuk tahun ini BRI Microfinance Outlook 2024 mengusung tema terkait inklusi keuangan karena dalam tiga dekade terakhir sejak tahun 1993, Indonesia telah berada dalam kelas negara berpendapatan menengah. 

Gill & Kharas (2007) menyebut kondisi ini sebagai jebakan pendapatan menengah. Middle income trap adalah situasi suatu negara bertahan dalam kelas pendapatan menengah pada waktu lama dan gagal untuk menuju negara berpendapatan tinggi.

Terdapat beberapa aspek pembangunan yang cenderung mandek. Di antaranya, pertumbuhan ekonomi yang stagnan pada kisaran 5% per tahun, pertumbuhan kredit per tahun yang tidak pernah lebih dari 15%. Lalu, rasio penerimaan pajak terhadap PDB yang relatif rendah, kontribusi industri yang cenderung menurun, dan tingkat kemiskinan ekstrem yang persisten di angka 1,7% (LPEM FEB UI, 2023).

Terkait dengan hal tersebut, dalam rilis yang diterima Sabtu (16/3/2024), Direktur Utama BRI Sunarso mengungkapkan bahwa karena peran krusial inklusi keuangan tersebut perseroan menetapkan visi untuk menjadi "The Most Valuable Banking Group In Southeast Asia & Champion of Financial Inclusion" di tahun 2025.

“Salah satu visi "Champion of Financial Inclusion" ini dimiliki BRI karena perusahaan memandang pentingnya peningkatan inklusi keuangan dilakukan agar kesejahteraan masyarakat terutama pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) dapat meningkat dalam hitungan tahun,” ujarnya.

Melalui visi ini, BRI sebagai grup perbankan berupaya menjadi institusi jasa keuangan yang berperan dalam peningkatan serta perluasan nilai bagi seluruh lapisan masyarakat. Penciptaan nilai itu bukan hanya dari sisi ekonomi, melainkan juga berupa kontribusi sosial terhadap lingkungan. ***