EmitenNews.com - Indeks bursa saham Amerika Serikat (AS) Wall Street kembali ditutup menguat. Dow Jones surplus 105 poin (0,29 persen) menjadi 36.158, S&P 500 bertambah 30 poin (0,65 persen) ke level 4.661, Nasdaq menguat 162 poin (1,04 persen) pada posisi 15.812, dan EIDO menanjak 0,16 poin (0,69 persen) pada level 23.47. 


Lompatan Wall Street itu, setelah Bank Sentral AS alias The Federal Reserve (The Fed) akan mengurangi program pembelian obligasi senilai USD120 miliar. Mempertegas tidak akan buru-buru menaikkan suku bunga acuan saat ini berada di kisaran nol persen meski program pengurangan tersebut sudah selesai tahun depan. 


Setelah melakukan rapat rutin selama dua hari, The Fed memutuskan mulai akhir bulan ini, melakukan pengurangan program pembelian obligasi secara bertahap USD15 miliar per bulan. Dengan jumlah pengurangan itu, program tersebut akan berakhir pertengahan tahun depan. Namun, jumlah pengurangan itu, bisa berubah jika The Fed melihat ada perubahan prospek ekonomi yang mendukung. 


Sementara mengenai inflasi, The Fed mengemas ulang pernyataan dengan menyatakan loncatan inflasi lebih tinggi, dan persisten dari perkiraan otoritas moneter tersebut. Namun, tetap mempertahankan sikap kalau kenaikan tersebut bersifat sementara sehingga memberikan ruang bagi kebijakan suku bunga rendah untuk bertahan lebih lama. 


Mino, Equity Analyst Indo Premier Sekuritas menyebut lompatan indeks bursa Wall Street seiring sikap The Fed akan menjadi sentimen positif indeks harga saham gabungan (IHSG). Lonjakan harga komoditas terutama batubara berpotensi menjadi sentimen positif tambahan bagi indeks. ”Indeks akan bergerak menguat dengan support level 6.500, dan resistance level 6.600,” tutur Mino.


Sejumlah saham laik beli antara lain BSDE support Rp1.110, resisten Rp1.140, MAPI support Rp890, resisten Rp910, AKRA support Rp4.130, resisten Rp4.270, dan ISAT support Rp6.950, resisten Rp7.100. (*)