EmitenNews.com - Indofarma (INAF) per 30 September 2023 belum keluar dari zona merah. Kali ini, perseroan merugi Rp191,7 miliar. Bengkak 4,69 persen dari episode sama tahun sebelumnya sejumlah USD183,11 miliar. Dengan demikian, rugi per saham dasar naik ke posisi Rp61,85 dari periode sama tahun sebelumnya senilai Rp59,08. 


Penjualan bersih Rp445,7 miliar, mengalami koreksi 50 persen dari posisi sama tahun sebelumnya Rp904,89 miliar. Beban pokok penjualan Rp435,46 miliar, mengalami penyusutan dari edisi sama tahun sebelumnya Rp828,55 miliar. Laba kotor terakumulasi sejumlah Rp10,23 miliar, anjlok 86 persen dari edisi sama tahun lalu Rp76,34 miliar. 


Beban penjualan Rp76,45 miliar, susut dari Rp106,98 miliar. Beban umum dan administrasi Rp100,53 miliar, bengkak dari Rp98,33 miliar. Kerugian lain-lain bersih Rp6,61 miliar, susut dari Rp31,13 miliar. Rugi usaha Rp173,36 miliar, bengkak tipis dari Rp160,11 miliar. Beban keuangan Rp39,08 miliar, naik tipis dari Rp28,98 miliar. 


Rugi sebelum pajak Rp212,45 miliar, bengkak 12 persen dari periode sama tahun sebelumnya sejumlah Rp189,09 miliar. Manfaat pajak tangguhan Rp20,74 miliar, melejit 246 persen dari episode sama tahun sebelumnya senilai Rp5,98 miliar. Rugi tahun berjalan Rp191,7 miliar, mengalami penambahan tipis dari posisi sama tahun lalu Rp183,11 miliar. 


Jumlah ekuitas negatif tercatat Rp105,35 miliar, bengkak 222 persen dari posisi akhir tahun lalu surplus sebesar Rp86,34 miliar.  Total liabilitas Rp1,59 triliun, bengkak dari edisi akhir tahun sebelumnya Rp1,44 triliun. Total aset terakumulasi sebesar Rp1,49 triliun, turun dari posisi akhir tahun sebelumnya Rp1,53 triliun. (*)