EmitenNews.com - PT Bank Ina Perdana Tbk. (BINA), yang dimiliki oleh taipan Anthony Salim, mencatat laba bersih sebesar Rp207,87 miliar pada tahun 2023, meningkat tajam sebesar 32,36% secara tahunan (year-on-year/yoy) dibandingkan dengan laba bersih tahun sebelumnya sebesar Rp157,04 miliar.

Menurut laporan keuangannya, laba bank ini didorong oleh peningkatan pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) sebesar 25,91% yoy menjadi Rp748,01 miliar. Pendapatan non bunga, seperti pendapatan berbasis komisi alias fee based income, juga naik sebesar 13,8% yoy menjadi Rp11,17 miliar.

Dari segi profitabilitas, rasio pengembalian aset (return on asset/ROA) Bank Ina naik sedikit dari 1,09% pada 2022 menjadi 1,17% pada 2023. Hal ini menandakan peningkatan kemampuan bank dalam memanfaatkan asetnya untuk memperoleh keuntungan. Namun, tingkat pengembalian ekuitas (return on equity/ROE) mengalami penurunan dari 6,57% pada 2022 menjadi 6,14% pada 2023. Penurunan ini mengindikasikan penurunan kinerja bank dalam menghasilkan laba bersih melalui modalnya.

Dalam hal penyaluran kredit, Bank Ina terbilang agresif pada tahun 2023. Penyaluran kredit mencapai Rp12,67 triliun, meningkat sebesar 30,03%, yang jauh diatas industri. Aset bank ini juga naik sebesar 18,63% yoy menjadi Rp24,38 triliun.

Meskipun demikian, kualitas aset bank mengalami penurunan. Rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL) Bank Ina meningkat dari 1,73% pada 2022 menjadi 3,44% pada 2023. NPL nett juga naik dari 0,55% menjadi 1,69%.

Dari segi pendanaan, Bank Ina berhasil meningkatkan dana pihak ketiga (DPK) menjadi Rp19,3 triliun pada 2023, meningkat sebesar 25,18% yoy. Dana murah atau current account saving account (CASA) juga naik sebesar 17,08% yoy menjadi Rp6,28 triliun pada tahun yang sama.