EmitenNews.com—PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk (UNSP) masih mengalami defisit sebesar Rp14,326 triliun pada akhir Maret 2022, atau menyusut 0,016 persen dibandingkan akhir Desember 2021 yang menyentuh Rp14,350 triliun.


Data tersebut tersaji dalam laporan keuangan kuartal I 2022 tanpa audit emiten perkebunan sawit grup Bakrie itu, yang diunggah pada laman Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (12/7/2022).


Penurunan defisit itu ditopang laba bersih senilai Rp 24,51 miliar dalam tiga bulan pertama tahun 2022, atau membaik dibandingkan periode sama tahun 2021 yang mencatatkan rugi bersih sebesar Rp310,87 miliar.


Jelasnya, pendapatan naik 51,26 persen menjadi Rp1,192 triliun yang ditopang peninngkatan penjualan Oleokimia sebesar 70,6 persen menjadi Rp604,58 miliar.


Senada, penjualan kelapa sawit dan produk turunannya naik 49,4 persen menjadi Rp505,68 miliar.


Hanya penjualan karet yang turun 13,6 persen menjadi Rp82,567 miliar.


Walau beban pokok penjualan membengkak 52,1 persen menjadi Rp925,37 miliar, tapi laba kotor naik 48,3 persen menjadi Rp267,46 miliar.


Menariknya, kerugian selisih nilai tukar dapat ditekan sedalam 83,84 persen dan tersisa Rp69,787 miliar.


Hasilnya, perseroan membukukan laba sebelum manfaat pajak penghasilan Rp28,595 miliar, atau membaik dibanding kuartal I 2021 yang mencatatkan rugi sebelum pajak penghasilan sebesar Rp452,09 miliar.


Untuk diketahui, pemegang saham mayoritas terbesar UNSP masih dipegang oleh PT Bakrie Capital Indonesia dengan porsi 14,59 persen.