EmitenNews.com—PT Intraco Penta Tbk (INTA) berencana untuk mengajukan restrukturisasi pinjaman pada para kreditor. Langkah emiten penyedia alat berat, alat konstruksi & pendukung, fabrikasi & infrastruktur, dan pembangkit listrik ini bertujuan menjaga arus kas perseroan.


Direktur Utama Intraco Penta Petrus Halim mengatakan, restrukturisasi pinjaman ini sebenarnya sudah masuk dalam program kerja perseroan pada tahun 2022. Pada program itu juga perseroan akan meningkatkan penetrasi pasar alat berat dengan produk LiuGong Machinery dan fokus terhadap bisnis kelistrikan perseroan yang sudah ada saat ini.


“Untuk meningkatkan penetrasi pasar, mengoptimalkan usaha perdagangan alat berat dan mendorong penjualan suku cadang dengan jaringan distribusi yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia,” jelasnya saat paparan publik virtual, Jumat (19/8/22).


perseroan juga akan mengajukan restrukturisasi kepada kreditur perseroan guna menjaga arus kas, melakukan efisiensi biaya operasional dan reorganisasi, hingga membentuk tim khusus dalam upaya untuk percepatan penagihan terhadap piutang yang sudah jatuh tempo. 


"Lantaran secara umum, tahun 2022 yang ditandai dengan perbaikan kondisi pandemi menjadi endemi akan memberikan dampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia. Selain itu, berdasarkan pengalaman tahun 2021, perseroan cukup yakin bahwa pemulihan yang dilakukan pemerintah akan menciptakan iklim usaha yang kondusif," ujarnya.


Dalam pandangan perseroan, prospek usaha pada tahun 2022 akan lebih baik dibandingkan dengan tahun sebelumnya, khususnya di bidang-bidang industri terkait dengan alat berat seperti peningkatan kebutuhan sektor industri komoditas terhadap alat berat baik batu bara, nikel maupun agribisnis, manufaktur dan infrastruktur serta industri lainnya. “Kedepan, tantangan yang menjadi fokus utama Perseroan adalah modal kerja yang harus lebih dioptimalkan. Dengan modal kerja yang lebih baik, tentunya Perseroan akan lebih leluasa untuk melakukan ekspansi,” ujarnya.


Selama tahun 2021 kinerja segmen usaha pembangkit listrik dapat dikelola dengan baik dengan menjaga performa pembangkit PLTU Batam 2x55MW dan PLTU Bengkulu 2x100MW dan dapat beroperasi dengan optimal, diantaranya meliputi pengendalian losses (transmisi dan distribusi), efisiensi biaya pemeliharaan dan strategi peningkatan kinerja di seluruh aspek. 


Hal-hal yang mempengaruhi pendapatan kinerja Pembangkit Perseroan di tahun 2021 antara lain adanya perubahan peraturan perpajakan pemerintah dimana tarif pajak perusahaan berubah dari 20%menjadi 22% sesuai dengan Harmonisasi Peraturan Perpajakan sehingga menyebabkan perubahan pada perhitungan pajak tangguhan perusahaan.


Mengoptimalkan usaha perdagangan alat berat dan mendorong penjualan suku cadang dengan jaringan bisnis yang tersebar di Indonesia.


Mengajukan restrukturisasi kepada Kreditur Perseroan guna menjaga arus kas Perseroan. Melakukan efisiensi biaya operasional dan reorganisasi. Melanjutkan upaya diversikasi bisnis utama ke sektor industri lainnya selain industri pertambangan.


Membentuk tim khusus(task force) dalam upaya untuk percepatan penagihan terhadap piutang yang sudah jatuh tempo.


Untuk memperbaiki kondisi IBFN, Perseroan masih terus melakukan langkah-langkah evaluasi bidang usaha baru yang bertalian dengan kompetensi grup usaha INTA.


Bersama dengan Pemegang Saham Utama, Perseroan terus berupaya untuk menggandeng investor baru. Penyelesaian akun-akun NPF sebagai upaya pemulihan kinerja keuangan.


PT Intraco Penta Tbk (INTA) mengakui ada kendala persediaan atau stock alat berat di tengah permintaan yang sedang tinggi-tingginya. Kondisi itu merupakan buntut dari meroketnya harga komoditas baru-baru ini, sehingga banyak produsen komoditas meningkatkan produksinya.


"Permintaan luar biasa saat ini, sampai ada kendala stok alat berat. Produksi alat berat ketinggalan dengan demand yang saat ini ada. Kita sulit memenuhi permintaan-permintaan customer karena pabrik punya supply yang terbatas meskipun menambah production line-nya," tutup Direktur Intraco Penta Eddy Rodianto.