EmitenNews.com - Batalnya Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 2023, setelah dicoret oleh FIFA, ternyata berimplikasi luas. Dalam catatan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno, salah satu kerugian terbesar akibat batalnya penyelenggaraan event internasional itu di Indonesia, minimal senilai Rp3,7 triliun. Angka tersebut adalah kerugian dari potensi kunjungan wisatawan.

 

Kepada wartawan di Lido, Sabtu (1/4/2023), Menparekraf Sandiaga Salahuddin Uno mengatakan, kerugiannya minimal sampai Rp3,7 triliun itu, sangat besar.

 

Mari kita cek bagaimana kerugian dalam hitung-hitungan Menteri Sandiaga Uno atas keputusan FIFA membatalkan peran Indonesia dalam Piala Dunia U-20 2023 itu. Penyelenggaraan event besar, dengan peserta yang datang dari sedikitnya 24 negara itu, pastilah membuat Indonesia mendapat banyak kunjungan orang. 

 

Tidak saja para peserta pertandingan, tim masing-masing negara, dengan semua pendukungnya, tetapi juga para calon penonton, wartawan peliput dari berbagai belahan dunia. Intinya, kunjungan wisatawan mancanegara akan melonjak karena banyaknya jumlah tim yang bermain, ofisial, staf tim nasional peserta, hingga pendukung.

 

Catatan yang ada menunjukkan, peserta Piala Dunia U-20 tercatat sebanyak 24 tim nasional (timnas). Dengan jumlah yang tim cukup besar maka kunjungan wisman pun dipastikan akan besar pula.

 

Saat pergelaran Asian Games 2018, yang antara lain diselenggarakan di Palembang, Sumatera Selatan, kunjungan wisman menjadi salah satu nilai plus. Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (Kementerian PPN/Bappenas) memproyeksikan nilai keuntungan dari Asian Games mencapai Rp40 triliunan. 

 

Nilai yang kemungkinan lebih besar lagi diraih, DKI Jakarta, yang ketika itu, bersama Palembang, menjadi tuan rumah Asian Games 2018 yang diselenggarakan pada 18 Agustus-2 September 2018. Ketika itu, jumlah kunjungan wisman ke Indonesia pada Agustus 2018 mencapai 1,51 juta, naik 8,44 persen dibandingkan Agustus 2017.

 

Di luar itu, event olahraga dalam skala besar akan menjadi pundi-pundi keuntungan bagi bisnis hospitaliti, terutama hotel. Perhotelan akan mendapatkan keuntungan dalam berbagai bentuk. Misalnya, peningkatan pemesanan tamu hingga sewa ruang untuk meeting atau sekedar pertemuan antarofisial atau pendukung.

 

Lihatlah data BPS, yang mengungkapkan Asian Games 2018 berpengaruh besar ke tingkat hunian kamar hotel. Angkanya naik dari Juli 2018 yang hanya 59,30 persen menjadi 60,01 persen pada Agustus 2018.