EmitenNews.com - Bursa Efek Indonesia (BEI) menyatakan masih menunggu hasil pertemuan antara manajemen Ajaib Sekuritas dan investor pengguna aplikasinya yang memprotes transaksi saham PT Bank Tabungan Negara Tbk. (BBTN) senilai Rp1,8 miliar.

Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa BEI, Irvan Susandy, mengatakan bahwa pihaknya telah menerima penjelasan dari manajemen Ajaib Sekuritas. 

Menurutnya, penjelasan tersebut sejauh ini masih sejalan dengan keterangan yang telah disampaikan ke media.

“Penjelasan mereka sama seperti yang disampaikan kepada media,” ujar Irvan kepada awak media, Kamis (3/7/2025).

Kendati demikian, Irvan menyebut pihak BEI masih menunggu dokumen pendukung yang dapat membuktikan validitas penjelasan dari manajemen Ajaib Sekuritas. "Kita masih menunggu dokumen dari mereka," ujarnya.

Lebih lanjut, Irvan mengungkapkan bahwa Ajaib Sekuritas telah berinisiatif menggelar pertemuan dengan investor asal Bali yang menjadi pihak dalam polemik ini. BEI pun kini menanti hasil dari pertemuan tersebut.

“Kami juga menunggu hasil pertemuan itu,” ungkap Irvan. Ia menambahkan, keputusan apakah perlu dilakukan audit atau tidak akan bergantung pada hasil dari dokumen dan pertemuan tersebut. “Audit diperlukan atau tidak akan ditentukan dari hasil pertemuan mereka,” tegasnya.

Kasus ini bermula dari keluhan investor bernama Nyoman, pengguna aplikasi Ajaib, yang memesan 9 lot saham BBTN namun malah mendapatkan 16.541 lot senilai Rp1,8 miliar. Ia mengaku tidak pernah menerima tampilan konfirmasi sebelum transaksi terjadi.

“Saya sangat yakin dan menyatakan dengan tegas bahwa tidak ada tampilan konfirmasi order pada saat transaksi tanggal 24 Juni 2025. Karena itu, pernyataan bahwa telah terjadi ‘konfirmasi’ sangat tidak mendasar jika tidak disertai dengan log yang sah,” tulis investor Nyoman melalui media sosial.

Ia juga menyebut telah dihubungi oleh pihak Ajaib Sekuritas yang mengatasnamakan Daniel dan dijanjikan adanya kompensasi. Namun hingga kini, kompensasi tersebut tak kunjung diterima. "Yang ada justru saya menerima tagihan besar," ungkap Nyoman.

Kasus ini menjadi sorotan publik dan pelaku pasar karena menyangkut kepercayaan terhadap sistem transaksi digital di pasar modal. BEI menegaskan akan bersikap transparan dan mengedepankan perlindungan investor dalam menindaklanjuti kasus ini.