Ikuti Wall Street, IHSG Kembali Tertekan

Petugas kebersihan menyisir teras depan Bursa Efek Indonesia. FOTO - ISTIMEWA
EmitenNews.com - Indeks Wall Street mengakhiri perdagangan pekan lalu mayoritas melemah tipis. Itu seiring imbal hasil obligasi pemerintah bertenor 10 tahun naik 7 basis points (bps) menjadi 4,40 persen. Kenaikan imbal hasil itu, tidak terlepas dari sikap hati-hati investor menunggu keputusan The Fed pemangkasan suku bunga acuan.
Ya, The Fed akan bersidang pada pertemuan 17-18 Desember 2024. Sementara itu, berdasar FedWatch Tool, probabilitas pemangkasan suku bunga acuan 25 bps saat ini mencapai 96 persen. Koreksi mayoritas indeks bursa Wall Street, diprediksi menjadi sentimen negatif pasar.
Itu kemudian ditambah aksi jual investor asing berlanjut, dan harga sebagian besar komoditas diprediksi menjadi sentimen negatif untuk indeks harga saham gabungan (IHSG). Oleh sebab itu, IHSG akan melanjutkan pelemahan dengan kisaran support 7.270-7.215, dan resistance 7.380-7.435.
Berdasar data itu, Retail Research CGS International Sekuritas Indonesia merekomendasikan pelaku pasar untuk menyerok saham berikut. Yaitu, Mayora (MYOR), Indofood CBP (ICBP), United Tractors (UNTR), Tower Bersama (TBIG), Adaro Energy (ADRO), dan Barito Energy (BREN). (*)
Related News

IHSG Ditutup Naik 0,72 Persen, Ini Pendorongnya

PPATK Blokir 5 Ribu Rekening Terkait Judol Senilai Rp600 Miliar

Ekspor Industri Kerajinan pada 2024 Tembus USD679 Juta

Kejar Target Lifting, Bahlil Minta ENI Percepat Proyek Migasnya

Ikuti Jejak Wall Street, IHSG Kembali Menguat

Orbit Zona Hijau, IHSG Jajal Level 6.800