EmitenNews.com -Peningkatan kinerja bisnis PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI),di semester I 2023 ditopang oleh segmen corporate top tier, enterprise & consumer.

 

Direktur Finance BBNI, Novita Widya Anggraini memaparkan, kinerja fungsi intermediasi perseroan didukung oleh segmen korporasi swasta  blue chip  pada pertengahan tahun ini. Jumlah Portofolio dari segmen ini mencapai Rp239,3 triliun. Kemudian segmen enterprise portofolionya sebesar Rp52,1 triliun.

 

Sementara itu, segmen konsumer mampu membukukan kinerja yang sangat baik di  secured  segmen seperti griya dan  payroll loan  dengan pertumbuhan mencapai 11,7% YoY menjadi Rp116,4 triliun.

 

"Kinerja kredit ini, didukung dengan  loan yield  yang baik sekaligus kompetitif, sehingga kami mampu terus memfasilitasi kebutuhan ekspansi, sekaligus akuisisi debitur baru sebagai basis pertumbuhan ke depan," kata Novita dalam keterangannya, Selasa (25/7).



Novita menuturkan, strategi pengelolaan kualitas aset yang disiplin ini, berdampak positif pada perbaikan kualitas aset BBNI. Rasio kredit berisiko (Loan at Risk atau LAR) per Juni 2023 berada pada level 16,1%, membaik signifikan dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 19,6%. LAR terdiri atas NPL, kredit pada kolektibilitas 2, dan kredit kolektibilitas lancar yang sedang direstrukturisasi.

 

Perbaikan rasio LAR terjadi konsisten pada ketiga aspek tersebut. Non-Performing Loan (NPL) BNI per Juni 2023 pada level 2,5%, atau membaik jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar 3,2%. Sementara itu, total kredit lancar yang direstrukturisasi juga membaik 270 bps menjadi 9,3% seiring dengan berjalannya skema restrukturisasi kredit dan pulihnya bisnis debitur.

 

Novita mengatakan, perbaikan kualitas aset tetap diimbangi dengan penyediaan pencadangan pada level yang kuat untuk mengantisipasi risiko. Rasio pembentukan beban CKPN terhadap total kredit atau  credit cost  pada semester pertama tahun 2023 sebesar 1,4%, menurun 70 bps dibandingkan  credit cost  pada periode yang sama tahun lalu sebesar 2,2%.

 

Meskipun  credit cost  yang dibentuk lebih rendah dibanding tahun lalu, BNI berpandangan hal ini sudah memadai untuk meng-cover kebutuhan penambahan CKPN bagi debitur-debitur yang masih dalam perhatian khusus.

 

"Kami optimis ekspansi kredit yang lebih tinggi di semester kedua tahun ini, akan tetap berkorelasi positif pada kualitas kredit yang semakin baik. Kami menargetkan rasio kredit NPL untuk terus turun hingga akhir 2023," lanjutnya.