“Biasanya pandemi lah yang mendorong pengembangan inovasi digital, tetapi Mirae Asset Sekuritas sudah memulai digitalisasi program sebelum pandemi, yaitu sejak 2017 dengan kartun dan 2019 dengan web series Youtube dan menjadi yang pertama,” ujar Lee.

 

Selain itu, dia mengatakan produksi konten Mirae Asset Sekuritas juga menjadi yang paling aktif dengan 10-15 produk setiap pekannya dengan didukung studio beserta perangkat dan operatornya. Capaian lain, tutur Lee, adalah diversifikasi penonton kanal Youtube Mirae Asset Sekuritas di mana 70% lebih penontonnya dari luar Pulau Jawa, sejalan dengan misi mendemokratisasi investasi.

 

Terkait dengan kondisi pasar saham, Martha Christina, Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas, memprediksi IHSG akan melemah dengan support-resistance di level 6.904-7.228 secara teknikal. Dengan demikian, potensi penguatan indeks saham utama domestik tersebut pada Oktober masih akan terbatas.

 

“Analisis teknikal tersebut juga mempertimbangkan faktor fundamental makroekonomi di mana kekhawatiran akan resesi global sedang masih meningkat, seiring inflasi yang tetap tinggi dan kebijakan pengetatan likuiditas oleh bank sentral. Karena itu, bursa global, termasuk, IHSG relatif akan cenderung tertekan.”

 

Dia mengatakan sektor yang direkomendasi pada Oktober di tengah potensi koreksi teknikal tersebut serta jelang rilis laporan keuangan kuartal III/2022 adalah sektor perbankan, energi, dan industri. Sementara itu, untuk mengantisipasi pelemahan IHSG, dia masih merekomendasi dua saham defensif seperti PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) dan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM).

 

Pada kesempatan yang sama, Nafan Aji Gusta, Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas, menyatakan kenaikan suku bunga menyikapi kenaikan harga BBM diprediksi akan menyebabkan perlambatan aktivitas ekonomi hingga 2 kuartal ke  depan. Meskipun demikian, dia optimistis Indonesia tidak akan jatuh ke dalam jurang resesi.

 

“Indonesia tidak akan terkena resesi karena didukung oleh kinerja ekspor yang solid dan konsumsi rumah tangga yang kuat seiring dengan mobilitas penduduk yang terus membaik. Dengan demikian, mempengaruhi ketahanan IHSG yang masih kuat untuk jangka menengah-panjang.”