EmitenNews.com -PT Northcliff Citranusa Indonesia Tbk (SKYB) yang sahamnya terancam terhapus di lantai Bursa Efek Indonesia (BEI) memberikan kabar terbaru tentang rencana bisnis perseroan. Diketahui, saham SKYB sudah dikenakan suspensi sejak Februari 2020 lalu. Sehingga, sampai September ini, masa suspensi sudah berjalan sekitar 3,5 tahun.

 

Mengutip keterbukaan informasi BEI, Northcliff Citranusa Indonesia akan memiliki bisnis baru di bidang usaha energi, yakni pertambangan iron ore dan batu bara. Manajemen menyebut, progres dengan calon investor baru sudah mencapai tahap kurang lebih 75%.

 

“Pengembangan bisnis baru telah selesai proses perencanaan dan persiapan, selanjutnya menunggu hasil finalisasi dengan pihak investor,” tulis manajemen, Rabu (13/9).

 

Perseroan menargetkan, persiapan bisnis baru tersebut selama 2-3 bulan dimana rencana dimulai bisnis baru pada awal tahun 2024. Rencananya, akan ada 3 tahap dalam penambahan modal bisnis baru yang akan diperoleh dari pihak investor.

 

Diantaranya, tahap pertama sebesar 10% sebelum akhir tahun 2023 yang akan digunakan untuk persiapan pekerjaan tambang, tahap kedua sebesar 40% pada bulan Januari – Februari 2024 yang akan digunakan untuk pembelian alat dan mobilisasi, dan tahap ketiga sebesar 50% pada bulan Maret – April 2024 yang akan digunakan untuk modal operasional pekerjaan tambang.

 

Selain itu, manajemen juga menyampaikan bahwa bisnis perseroan yang masih berjalan adalah bisnis hotel PT Taman Suci Abadi (anak usaha SKYB). Sedangkan, bisnis perseroan yang sudah tidak beroperasi adalah bisnis pedagang voucher dan handphone pada PT Sinergitama Komindo dan pengelolaan gedung pada PT Griya Boga Selaras.

 

PT Taman Suci Abadi merupakan pengelola Hotel Taman Suci. Adapun sumber dana pengelolaan hotel adalah dari pendapatan hotel dan pinjaman dari pemilik Hotel Taman Suci.

 

Adapun kinerja Hotel Taman Suci yang disampaikan pada saat site visit, diantaranya, okupansi rata-rata hotel tersebut mengalami peningkatan dari tahun 2022 sebesar 35-40% menjadi 35-70% Sehingga, pendapatan rata-rata per bulan hotel tersebut ikut terdongkrak dari Rp 55 juta di tahun 2022 menjadi Rp 80 juta di tahun 2023.

 

“Laba rata-rata per bulan tahun 2022 sebesar Rp 3,2 juta. Laba rata-rata per bulan tahun 2023 sebesar Rp 13,6 juta,” tulisnya.