EmitenNews.com—IHSG tertekan oleh pelemahan saham-saham rate-sensitive, terutama bank dan technology di perdagangan Jumat (14/10). Hal ini dipicu oleh ekspektasi pasar bahwa the Fed cenderung meningkatkan agresivitas kenaikan sukubunga acuan setelah realisasi inflasi di September 2022 lebih tinggi dari perkiraan.
Untuk mengimbangi agresivitas the Fed, bank-bank sentral lain, tidak terkecuali Bank Indonesia (BI) diperkirakan juga turut menaikan sukubunga acuan. Tren ini dikhawatirkan berdampak pada kenaikan cost of fund, terutama pada saham-saham teknologi yang sebagian besar berada pada fase starup dan growth yang memerlukan pendanaan besar.
“Di sisi lain, agresivitas the Fed memicu pelemahan nilai tukar Rupiah yang direspon negatif oleh saham-saham perbankan,” kata Valdy Kurniawan Analis Phintraco Sekuritas dalam risetnya.
Oleh sebab itu, kami masih menjadikan saham-saham defensif sebagai top picks untuk beberapa waktu kedepan. Cermati peluang penguatan lanjutan pada MYOR dan SSMS, peluang trading buy di CMRY, technical rebound pada KINO dan ACES. Peluang speculative buy di saham-saham bluechip, diantaranya TLKM, ASII, UNTR dan INCO juga bisa diperhatikan.
Related News
LPS Sudah Bayar Klaim Penjaminan Simpanan Senilai Rp2,82 Triliun
KPK Periksa Lagi Mantan Direktur Sinarmas Sekuritas di Kasus Taspen
Program Pembelian Smartphone LINE Bank, Cicilan Ringan Rp540.000
BEI: Saham di 3 Papan Ini Masuk Pre-Opening pada 9 Desember 2024
BPS Catat Inflasi Capai 1,55 Persen di November 2024
Industri Kendaraan Bermotor Tumbuh 6,7 Persen Hingga Oktober