EmitenNews.com—PT Maharaksa Biru Energi Tbk (OASA) segera menggelar rights issue dalam waktu dekat. Aksi korporasi tersebut telah disetujui para pemegang saham pada RUPS 27 Juni 2022 lalu dengan mengizinkan penambahan modal melalui rights issue sebanyak-banyaknya 6 miliar saham dengan harga nominal Rp100 per saham.


Pada pelaksanaannya, direksi atas nama perseroan memutuskan rights issue I sebanyak 5.988.620.000 saham biasa dengan nominal Rp100. Harga pelaksanaan rights issue Rp100 per saham. Dengan demikian OASA menggaet penambahan modal Rp598.862.000.000.


Setiap pemegang 10 saham yang namanya tercatat dalam daftar pemegang saham pada tanggal 25 November 2022 pukul 16.00 WIB mempunyai 167 saham rights issue (HMETD). Yang mana tiap 1 (satu) HMETD berhak untuk membeli 1 (satu) saham baru yang ditawarkan dengan harga pelaksanaan setiap saham yang harus dibayar penuh pada saat mengajukan pemesanan pelaksanaan HMETD.


Manajemen OASA memaparkan kepemilikan publik akan terdilusi menjadi 2,54 persen setelah pelaksanaan rights issue dari sebelumnya 44,99 persen jika tidak mengambil haknya. Bila skema ini yang terjadi PT International Labuan Resources (ILR) sebagai pembeli siaga akan menguasai 42,45 persen saham OASA.


Saham yang diterbitkan dalam rangka PMHMETD I ini mempunyai hak yang sama dan sederajat dalam segala hal dengan saham Perseroan yang telah ditempatkan dan disetor penuh lainnya.


"HMETD dapat dilaksanakan selama periode perdagangan yaitu mulai tanggal 29 November 2022 sampai dengan tanggal 5 Desember 2022," demikian tulis manajemen OASA dalam keterbukaan informasi publik BEI, Jumat (4/11).


Seluruh dana dari PMHMETD I setelah dikurangi pengeluaran lainnya rencananya akan digunakan untuk akuisisi 99,995% saham PT Indoplas Makmur Lestari. Jumlah itu sekitar Rp89 miliar. Kemudian sekitar Rp69 miliar untuk peningkatan setoran modal kepada PT Indoplas Makmur Lestari (IML). IML selanjutnya akan melakukan peningkatan setoran modal sebesar Rp69 miliar kepada PT Indoplas Karya Energi (IKE).


"Sekitar Rp9 miliar untuk pembelian 1 unit kantor kemudian sekitar Rp340,5 miliar untuk peningkatan setoran modal kepada PT Telesys Indonesia (TI), yang selanjutnya akan digunakan oleh TI sebagai modal kerja. Sisanya akan digunakan sebagai modal kerja perseroan," ucapnya.