EmitenNews.com - PT MNC Energy Investments (IATA) mulai penawaran right issue maksimal 14.840.555.748 helai alias 14,84 miliar lembar. Itu seiring perolehan pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).


Saham seri B itu, dibalut harga pelaksanaan Rp180 per saham. Dengan skema harga itu, perseroan berpotensi meraup dana maksimum Rp2,67 triliun. Right issue ditawarkan dengan rasio 10 banding 13. Artinya, setiap pemilik 10 saham lawas berhak untuk menebus 13 HMETD. 


Setelah pelaksanaan right issue itu, MNC Energy akan dimiliki langsung PT MNC Asia Holding (BHIT). Selain itu, perseroan juga menerbitkan maksimal 2.968.111.149 waran seri I. Setiap 5 saham hasil pelaksanaan right issue melekat 1 waran seri I dengan harga pelaksanaan Rp210 per lembar. Nah, dari pelaksanaan waran, perseroan akan mendapat Rp623,30 miliar. 


Seluruh dana akan dipergunakan untuk pelunasan seluruh promissory note perseroan yang diterbitkan kepada MNC Asia Holding dengan cara membayar uang dan/atau konversi hak tagih menjadi saham perseroan dalam pengambilalihan PT Bhakti Coal Resources (BCR). Selanjutnya, setoran modal kepada BMR untuk investasi pengembangan usaha sektor migas. BMR tengah mengevaluasi peluang eksplorasi Indonesia Timur, yaitu Blok Semai III di Papua. 


”Dan, terakhir setoran modal ke BCR untuk modal kerja, dan pengembangan usaha sektor pertambangan batu bara,” tulis Natassha Yunita, Head of Investor Relations MNC Energy Investments. 


Sekadar informasi, MNC Energy Investments mengalihkan pilar bisnis utama dari bidang pengangkutan udara niaga, dan jasa angkutan udara, menjadi perusahaan bergerak bidang energi, dan investasi. Itu diawali dengan mengakuisisi 99,33 persen saham BCR, induk dari 8 perusahaan batu bara berlokasi di Musi Banyuasin, Sumatera Selatan (Sumsel). 


Dengan 1,6 miliar metrik ton (MT) sumber daya batu bara dimiliki BCR, MNC Energy melakukan langkah strategis memanfaatkan momentum peningkatan permintaan batu bara, dan kenaikan harga komoditas batu bara. MNC Energy memandang penajaman fokus menjadi perusahaan energi, dan investasi, khususnya sektor batu bara, dapat membantu mendongkrak prospek bisnis perseroan. (*)