EmitenNews.com - Direktur Jenderal Ketenagalistrikan, Jisman P Hutajulu, menekankan bahwa kebijakan penyediaan energi nasional khususnya di bidang ketenagalistrikan tidak hanya untuk memenuhi kecukupan daya, namun harus memperhatikan aspek lingkungan melalui pengurangan emisi karbon di pembangkit tenaga listrik.


Hal tersebut dikemukakannya pada Silaturahmi Masyarakat Ketenagalistrikan Indonesia (MKI) bertajuk Kesiapan Sektor Ketenagalistrikan Indonesia dalam Pencapaian Target National Determined Contribution (NDC) 2030 melalui Pengembangan Renewable Energy.


"Pemerintah Indonesia berkomitmen untuk menurunkan emisi Gas Rumah Kaca (GRK) di sektor energi sebesar 358 juta ton CO2 atau 12,5 persen dengan kemampuan sendiri, atau 446 juta ton CO2 atau 15,5% dengan bantuan internasional pada tahun 2030 sesuai dokumen NDC," ujar Jisman di Jakarta, Senin (29/5).


Jisman mengatakan, aksi mitigasi sektor energi yang telah dilakukan oleh Pemerintah di antaranya implementasi energi baru dan terbarukan, aplikasi efisiensi energi dan penerapan bahan bakar rendah karbon, serta penggunaan teknologi bersih.


"Setiap tahun, penurunan emisi terus meningkat di atas target. Pada tahun 2021, sektor energi mampu mengurangi emisi GRK sebesar 70 juta ton CO2. Selain itu, untuk mencapai target NDC dan transisi energi menuju Net Zero Emission, peran pemanfaatan EBT akan sangat krusial," imbuhnya.


Sumber EBT di Indonesia tersebar di berbagai pulau di wilayah Indonesia. Sebagai negara kepulauan, Indonesia memiliki tantangan yang besar untuk melakukan interkoneksi pulau-pulau untuk mewujudkan penyediaan tenaga listrik hingga ke pelosok tanah air.


"Konsep interkoneksi jaringan tenaga listrik Supergrid, di mana sumber-sumber EBT yang tersebar itu dapat dimanfaatkan secara optimal, sehingga bauran energi nasional berbasis EBT dapat meningkat dan meningkatkan akses masyarakat terhadap energi yang berkeadilan," tutur Jisman.


Sejalan dengan agenda Keketuaan Indonesia pada ASEAN tahun 2023, Jisman menyampaikan bahwa Kementerian ESDM akan menyelenggarakan 41st ASEAN Senior Official Meeting on Energy (SOME) & its Associated Meetings untuk menggalang kesepakatan antara para Menteri Energi negara anggota ASEAN. Ia mengimbau agar MKI dapat berkontribusi dalam pengembangan transmisi di Indonesia dan ASEAN.


"Ini bukan pekerjaan ringan, bahkan tantangannya sangat berat, namun lompatan besar selalu dimulai dari langkah-langkah kecil yang intensif dilakukan terus menerus. Untuk itu kami mengimbau MKI sebagai forum stakeholder ketenagalistrikan Indonesia dapat berkontribusi aktif melalui pikiran, keahlian, dan keterampilan untuk pengembangan transmisi di Indonesia dan ASEAN," pungkasnya.(*)