EmitenNews.com - Akhir pekan lalu, indeks bursa saham Amerika Serikat (AS) Wall Street ditutup melemah tipis. Dow Jones melemah 9 poin (0,03 persen) menjadi 34.746, S&P 500 turun 8 poin (0,19 persen) ke level 4.391, Nasdaq terkoreksi 74 poin (0,51 persen) pada posisi 14.580, dan EIDO menguat 0,18 poin (0,78 persen) ke level 23.37. 


Koreksi Wall Street terjadi, setelah beberapa hari terakhir membukukan penguatan. Itu seiring tercapainya kesepakatan mengenai perpanjangan batas atas utang AS sampai awal Desember 2021. Pelemahan itu dipicu data non farm payroll September tidak sesuai ekspektasi. Menyusul kesepakatan batas atas utang AS untuk menghindari gagal bayar, indeks Wall Street sepekan lalu sukses membukukan kinerja positif.


Indeks Dow Jones sepekan menanjak 1,2 persen, S&P 500 surplus 0,8 persen, dan Nasdaq 0,1 persen. Berdasar data non farm payroll September lalu hanya ada penambahan jumlah pekerja 194 ribu jauh lebih rendah dari bulan sebelumnya 366 ribu, dan konsensus 500 ribu. Meski penambahan jumlah pekerja lebih rendah dari sebelumnya namun tingkat pengangguran turun menjadi 4,8 persen dari bulan sebelumnya 5,2 persen. 


Mino, Equity Analyst Indo Premier Sekuritas menyebut kekhawatiran investor mereda akan potensi gagal bayar AS diprediksi menjadi sentimen positif pasar. Sementara itu, tren penurunan kasus Covid-19, pelonggaran aturan PPKM, dan lonjakan harga komoditas akan menjadi tambahan sentimen positif untuk indeks harga saham gabungan (IHSG).


Sepanjang perdagangan Senin (11/10), indeks akan bergerak menguat dengan support level 6.440, dan resistance level 6,520. Sejumlah saham laik beli antara lain BJBR support Rp1.410, resisten Rp1.450, PWON support Rp520, resisten Rp530, ADHI support Rp1.080, resisten Rp1.140, dan JSMR support Rp3.940, resisten Rp4.070. (*)