EmitenNews.com - Indeks saham di Asia pagi ini Kamis (3/2) dibuka variatif (mixed) dengan kecenderungan melemah.


Indeks saham Asia tak terpengaruh oleh indeks saham utama di Wall Street yang semalam mencatatkan kenaikan selama 4 hari beruntun. Kenaikan ini dorong oleh rilis laporan keuangan dari sejumlah perusahaan di sektor Teknologi.


Imbal hasil (yield) surat utang Pemerintah AS (US Treasury note) bertenor 10 tahun turun 3 bps menjadi 1.77% setelah penurunan yang terduga pada perekrutan pegawai di sektor swasta.


Data ADP National Employment Report memperlihatkan bahwa untuk pertama kali sejak Desember 2020 sektor swasta AS kehilangan 301,000 pegawai pada bulan Januari setelah merekrut 776,000 pegawai pada bulan Desember 2021.


Analis Phillip Sekuritas, Dustin Dana Pramitha menduga investor mempertimbangkan potensi dampak data ini pada data Non-Farm Payrolls yang akan dirilis besok malam serta pada keputusan bank sentral AS (Federal Reserve) untuk mulai menaikkan suku bunga acuan tahun ini.


"Data ADP National Employment Report ini juga memperkuat pandangan bahwa ekonomi AS kehilangan banyak momentum di awal tahun ini," kata Dustin.


Sebelumnya, kemarin data ISM Manufacturing Index untuk bulan Januari turun ke level terendah dalam 14 bulan terakhir.


Investor mempertimbangkan potensi dampak data ini pada data Non-Farm Payrolls yang akan di rilis besok malam serta pada keputusan bank sentral AS (Federal Reserve) untuk mulai menaikkan suku bunga acuan tahun ini.


Data ADP National Employment Report ini juga memperkuat pandangan bahwa ekonomi AS kehilangan banyak momentum di awal tahun ini, Sebelumnya, kemarin data ISM Manufacturing Index untuk bulan Januari turun ke level terendah dalam 14 bulan terakhir.


Dari Eropa, investor mencerna rilis data inflasi zona Euro yang naik ke level tertinggi 5.1% Y/Y di bulan Januari dari 5.0% Y/Y pada bulan sebelumnya. Tingkat inflasi yang sebesar 5.1% Y/Y ini jauh di atas target bank sentral Eropa (ECB) yang sebesar 2% serta ekspektasi pasar bahwa laju inflasi akan melambat menjadi 4.4% Y/Y.


Kenaikan inflasi masih didorong oleh tingginya harga bahan energi serta lonjakan harga bahan makanan. Ini terlihat dari inflasi inti yang justru melambat menjadi 2.5% Y/Y dari 2.7% Y/Y.


ECB, yang akan melakukan pertemuan kebijakan hari ini, di pastikan akan mempertahankan suku bunga acuan namun tampaknya harus mengakui bahwa inflasi akan tetap tinggi untuk periode waktu yang lebih lama dari yang di prediksi ECB.


"Dengan kata lain, laju inflasi dalam jangka panjang tidak akan tinggi sehingga masih di perlukan dukungan kebijakan untuk menopang agar inflasi tidak berada jauh di bawah target 2% seperti yang terjadi dalam satu dekade terakhir," kata Dustin.


Untuk perdagangan di BEI hari ini Phillip Sekuritas memperkirakan IHSG cenderung menguat di rentang support 6.668 - resistance 6.733. Berikut data teknikal saham yang direkomendasikan.


SIDO
Short Term Trend : Bullish
Medium Term Trend : Bullish
Trade Buy : 940
Target Price 1 : 970
Target Price 2 : 985
Stop Loss : 910


BBCA
Short Term Trend : Bullish
Medium Term Trend : Bullish
Trade Buy : 7,800
Target Price 1 : 8,075
Target Price 2 : 8,200
Stop Loss : 7,525

SATU
Short Term Trend : Sideways
Medium Term Trend : Bullish
Trade Buy : 102
Target Price 1 : 107
Target Price 2 : 110
Stop Loss : 97.(fj)