EmitenNews.com - Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur mengoperasikan Toko Pengendalian Inflasi Banyuwangi (TOP Si Wangi) dalam menjaga dan mengendalikan harga bahan pokok. Toko penyeimbang dihadirkan untuk mengantisipasi inflasi dan lonjakan harga barang kebutuhan pokok. Agar berfungsi sebagai Top Si Wangi, Pemkab bermitra dengan Bulog dan sejumlah toko, melengkapi operasi pasar keliling.

 

Dalam keterangannya, Sabtu (20/1/2024), Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani menjelaskan, Top Si Wangi berfungsi sebagai toko penyeimbang untuk mengantisipasi inflasi dan lonjakan harga barang kebutuhan pokok. 

 

Inflasi Banyuwangi year on year (YoY) 2023 menjadi yang terendah di Jawa Timur, yakni sebesar 2,15 persen. Itu berarti lebih rendah dari YoY Provinsi Jawa Timur 2,92 persen, maupun nasional 2,61 persen.

 

"Kami bersyukur berkat kekompakan pemangku kepentingan TPID dan dukungan semua mitra pengendalian inflasi Banyuwangi selama 2023 bisa kami jaga," katanya.

 

Pemkab bermitra dengan Bulog dan sejumlah toko sebagai mitra untuk menjadikan toko tersebut memiliki fungsi sebagai Top Si Wangi.

 

"Ini salah satu cara kami agar saat terjadi kenaikan harga toko-toko ini bisa menjual bahan pokok dengan harga terjangkau. Ini akan melengkapi operasi pasar keliling," kata Bupati Ipuk Fiestiandani.

 

Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) bertugas melakukan stabilisasi harga bahan kebutuhan pokok, untuk mencegah terjadinya inflasi daerah, salah satunya dengan langkah preventif, memastikan ketersediaan bahan pokok yang mudah dijangkau oleh masyarakat.

 

"Karena itu, TPID menggandeng mitra toko-toko milik warga sebagai solusi untuk menjamin ketersediaan bahan pokok dengan harga terjangkau dan dekat dengan masyarakat. Kami dorong di setiap pasar ada Top Si Wangi," ujarnya.



Dalam praktiknya, toko-toko tersebut setiap harinya menyediakan bahan pokok dengan jumlah cukup, bermutu baik dan harga terjangkau. Lalu, Bulog, dan sejumlah toko sebagai pihak penyuplai bahan-bahan pokok.