Kerek Penyaluran Kredit, Bank Mega Incar Laba Rp3,8 Triliun di 2024

Kiri-kanan: Manajemen Bank Mega Direktur Compliance & Human Capital Yuni Lastianto, Direktur Treasury & International Banking Martin Mulwanto, Wakil Direktur Utama Bank Mega Diza Larentie, Direktur Utama Bank Mega Kostaman Thayib, Wakil Direktur Utama Indivara Erni dan Direktur Kredit Madi Darmadi Lazuardi. Dok/Bank Mega
EmitenNews.com -PT Bank Mega Tbk (MEGA) menatap optimistis tahun 2024 dengan target laba Rp 3,8 triliun, setelah menutup tahun 2023 dengan kinerja kurang memuaskan dengan mencatatkan penurunan laba bersih.
Direktur Utama Bank Mega, Kostaman Thayib, sebut pihaknya sudah mengidentifikasi sektor mana saja yang akan digenjot guna memacu pertumbuhan laba di tahun ini.
"Tahun ini ditargetkan laba akan naik dari Rp 3,5 triliun ke Rp 3,8 triliun. Kami melakukan berbagai improvement untuk kredit, kemudian DPK, khususnya dana ritel dan CASA yang akan membuat cost of fund Bank Mega lebih murah," katanya di Jakarta, Jumat (1/2).
Penyaluran kredit Bank Mega memang terpantau turun 6% secara tahunan dari Rp 70,29 triliun menjadi Rp 66,29 triliun pada tahun 2023.
Direktur Kredit Bank Mega Madi Darma Lazuardi menegaskan, maka dari itu, Bank Mega akan mendorong penyaluran kredit di tahun ini agar tumbuh 8% yoy menjadi Rp 72 triliun.
Segmentasi yang akan menjadi fokus Bank Mega di tahun ini adalah sektor korporasi yang mencakup dua alternatif seperti corporate atau konglomerasi yang memiliki industri cukup bervariasi dan diversifikasi. Lalu kredit sindikasi yang diatur oleh perseroan maupun bank lain.
Salah satu sektor kredit yang didorong adalah transaksi kartu kredit. Menurut Kostaman kartu kredit Bank Mega adalah salah satu kartu yang terkuat juga di Indonesia karena di-support oleh ekosistem CT Corp.
Kemudian Bank Mega juga akan mendorong pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) yang sempat turun 13% yoy menjadi Rp89,43 triliun pada periode tahun 2023. Bank Mega optimistis DPK bisa tumbuh 8% secara tahunan menjadi Rp 97 triliun.
Terakhir, Bank Mega berupaya agar tahun ini fee based income mengalami kenaikan. Kostaman sadar bahwa pertumbuhan fee based income jadi salah satu pemicu kenaikan laba bersih karena merupakan pendapatan kedua yang terpenting bagi bank selain interest income.
"Kita coba menaikkan fee based income untuk memperbesar laba, mudah-mudahan Bank Mega bisa mencapai target laba 3,8 triliun di tahun 2024," pungkasnya.
Related News

Melejit 37,98 Persen, BNLI Sudahi 2024 dengan Laba Rp3,56 Triliun

Harga Susut, Dua Pentolan BMRI Serok 1,11 Juta Saham

Periksa! Ini 10 Saham Top Losers dalam Sepekan

Rugi Bengkak, JKSW 2024 Defisit Rp479,63 Miliar

Cek! Berikut 10 Saham Penghuni Top Gainers Pekan Ini

Bengkak 77 Persen, FASW 2024 Boncos Rp1,1 Triliun