EmitenNews.com - Kinerja PT Alkindo Naratama Tbk (ALDO) menunjukkan perbaikan signifikan. Emiten yang bergerak pada bisnis kertas dan bahan kimia terintegrasi itu, mencatatkan penjualan Rp1,2 triliun pada kuartal III tahun 2023. Terjadi peningkatan 9,8% YoY pada September 2023. Dilihat dari perkembangan antarkuartal, kinerja ALDO menunjukkan perbaikan secara signifikan, pendapatan pada 3Q23 tumbuh 17,6% QoQ.

 

"Kita bersyukur bahwa usaha keras seluruh jajaran manajemen dan karyawan untuk memperbaiki kinerja Perseroan telah menunjukkan hasil positif. Hal itu terlihat pada data penjualan ALDO di 3Q23 yang telah tumbuh signifikan dari penjualan 2Q23," kata Direktur Utama ALDO, H. Sutanto dalam keterangannya yang dikutip Senin (6/11/2023).

 

Segmen Kertas ALDO telah menunjukkan pemulihan QoQ yang kuat, mencapai Rp944,0 miliar atau bertumbuh 14,7%. Saat yang sama, penjualan segmen Kimia ALDO yang mencakup segmen kimia dan polimer telah menunjukkan pemulihan QoQ yang nyata, dengan pertumbuhan sebesar 28,9% hingga mencapai Rp264,2 miliar.

 

Segmen kertas cokelat daur ulang di bawah PT Eco Paper Indonesia (EPI), bertumbuh paling besar. EPI memimpin pertumbuhan penjualan dalam ALDO terutama karena mesin-mesin baru PM2 telah mulai beroperasinya. EPI membukukan penjualan Rp628,1 miliar pada 9M23, sebuah peningkatan signifikan pada penjualan segmen Kertas dengan kenaikan mencapai 60,1% YoY dibandingkan tahun lalu.

 

Operasi bisnis EPI meliputi pengolahan kertas bekas untuk didaur ulang menjadi kertas coklat, bahan baku untuk produk kotak bergelombang. Hasil produksi EPI ini disalurkan untuk memenuhi kebutuhan kertas konversi berbagai pelanggan, termasuk ALDO.

 

Pada segmen yang sama, bisnis Kertas Konversi mencatatkan penjualan Rp315,8 miliar, meningkat 8,8% secara QoQ. Margin kotor produk Kertas Konversi juga menunjukkan peningkatan signifikan, mencapai 21,7% pada 9M23, meningkat dari 12,8% pada 9M22. 

 

Pencapaian ini didukung dengan keputusan Perusahaan untuk memperluas varian produk Kertas Konversi berupa paper bag, paper box, paper cup, paper bowl, hingga paper bucket menyasar industri kemasan FMCG, F&B, dan non-F&B, yang mengakibatkan kenaikan laba kotor menjadi Rp 71,2 miliar pada 9M23. ***