EmitenNews.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi menyudahi pekan dengan menguat terbatas. Itu seiring dibayangi aksi profit taking, dan aksi tunggu terhadap data neraca perdagangan Indonesia September. 


Konsensus memperkirakan surplus neraca perdagangan September USD3,84 miliar. Lebih rendah dari periode sebelumnya. ”Secara teknikal Indeks cenderung rawan koreksi dengan rentang pergerakan pada level support 6.520, dan resisten 6.660,” tutur Anissa Septiwijaya, Research Analyst Reliance Sekuritas. 


Sejumlah saham laik koleksi antara lain Semen Indonesia (SMGR), Bank Jago (ARTO), Indofood Sukses Makmur (INDF), Surya Citra Media (SCMA), Matahari Putra Prima (MPPA), HM Sampoerna (HMSP), Tower Bersama (TBIG), dan Sarana Menara Nusantara (TOWR).


Sementara itu, pada akhir pekan, indeks Nikkei membuka perdagangan dengan surplus 0,83 persen, dan Topix naik 0,88 persen. Itu akibat kenaikan bursa saham Amerika Serikat (AS) seiring laporan pendapatan perbankan cukup memuaskan. Lalu, dan data ekonomi positif meningkatkan optimisme pasar. 


klaim pengangguran mingguan baru menunjukkan peningkatan lebih besar dari antisipasi level terendah era pandemi, dan laporan hasil pendapatan bank besar AS juga melampaui ekspektasi. Musim pendapatan kuartalan awal minggu ini, lebih kuat dari antisipasi telah membantu meredakan kekhawatiran investor atas perlambatan tajam laba perusahaan.


Itu terutama karena pengeluaran meningkat untuk perusahaan seluruh industri dalam menghadapi biaya input, dan tenaga kerja lebih tinggi. Nah, dari pasar komoditas, harga minyak WTI melesat 0,49 persen, sedang batubara minus 1,21 persen, dan CPO tekor 2,87 persen. (*)