EmitenNews.com - Solusi Bangun Indonesia (SMCB) bakal bakal menggulirkan dividen Rp251,78 miliar. Alokasi itu, setara 30 persen dari laba bersih tahun lalu senilai Rp839 miliar. Besaran dividen tersebut menanjak 14 persen dari edisi tahun 2021.


Keputusan itu, telah ditetapkan dalam rapat umum pemegang saham tahunan pada Jumat, 12 Mei 2023, di Ra Suites Simatupang, Jakarta. ”Capaian positif tidak lepas dari berbagai upaya efisiensi, inovasi, penguatan sinergi dengan induk usaha, SIG, dan Taiheiyo Cement Corporation (TCC) sebagai mitra strategis,” tutur Lilik Unggul Raharjo, Direktur Utama Solusi Bangun Indonesia. 


Rapat juga menyetujui pengangkatan Prijo Sambodo sebagai Komisaris Utama dan Komisaris Independen. Prijo menggantikan Aulia Mulki Oemar. So, susunan pengurus terbaru perseroan sebagai berikut. Dewan Komisaris terdiri dari Prijo Sambodo Komisaris Utama merangkap Komisaris Independen. Herudi Kandau Nugroho Komisaris. Yoshifumi Taura Komisaris. Direksi Perseroan antara lain Lilik Unggul Raharjo Direktur Utama, Soni Asrul Sani Direktur, Ony Suprihartono Direktur, dan Yasuhide Abe Direktur. 


Selanjutnya, perseroan memperkuat kapabilitas untuk peningkatan profitabilitas sepanjang 2023. Lompatan inflasi tersebab resesi global dan mengakibatkan kenaikan harga komoditas, mempengaruhi penurunan permintaan pasar semen domestik pada kuartal pertama 2023 terkontraksi 6,5 persen dibanding periode sama tahun lalu. Berakhirnya masa liburan hari raya dan cuaca memasuki musim kemarau, diharap menjadi momentum perbaikan permintaan bahan bangunan terutama dari pasar retail pada kuartal kedua hingga akhir 2023.


Koreksi permintaan pasar domestik turut mempengaruhi volume penjualan semen dan klinker perseroan terkontraksi 8 persen menjadi 3,1 juta ton dari 3,3 juta ton pada kuartal pertama 2023. Meski demikian, volume penjualan beton jadi (ready-mixed concrete) dan agregat meningkat cukup signifikan didorong geliat proyek pembangunan strategis, dan konstruksi sektor swasta. Perseroan berhasil mendulang peningkatan pendapatan menjadi Rp2,92 triliun.


Mengatasi tantangan industri dan pasar ke depan, Lilik Unggul Raharjo mengatakan SBI akan memperkuat fokus pada empat aspek yaitu Operational Excellence, Process & Asset Optimization, Sustainable Development, serta People & Leaders. Selain memperkuat sinergi dengan SIG dalam optimalisasi produksi, distribusi, pengelolaan pasar, dan harga, SBI juga memperluas kapabilitas perseroan untuk peningkatan utilisasi melalui proyek pengembangan fasilitas dermaga, dan sarana produksi di Tuban, Jawa Timur ditarget selesai pada awal 2024 mendatang.


”Fasilitas itu, peluang menyasar potensi pasar ekspor hingga 1 juta ton semen di Amerika Serikat (AS) melalui kerja sama strategis dengan TCC. Proyeksi kebutuhan semen di AS mencapai sekitar 112 juta ton pada 2025. Di mana, lebih dari 20 persen pasokan diperoleh dari impor. Saat ini, selain beberapa negara sudah menjadi tujuan ekspor seperti Bangladesh dan Australia, perseroan juga sudah mengekspor klinker ke Filipina dan Australia termasuk dalam jejaring pasar TCC, merupakan pasar cukup stabil dengan harga jual bagus,” urai Lilik. 


Selain ekspor, sinergi antara SBI, SIG, dan TCC juga mendorong pengenalan dan pemanfaatan solusi-solusi inovatif seperti solusi stabilisasi tanah untuk memperbaiki kondisi tanah lunak. Dengan demikian, SBI berpeluang memperluas penjualan semen dengan memanfaatkan potensi pasar baru ini. Bersama TCC, SBI mulai memperkenalkan solusi stabilisasi tanah kepada sektor pertambangan, untuk mengatasi berbagai masalah soal tanah di area tambang secara efektif, efisien, aman, dan menurunkan risiko kecelakaan. 


Tidak hanya sektor pertambangan, potensi besar itu terdapat berbagai wilayah Indonesia seperti IKN Kalimantan, jalan-jalan umum, dan proyek-proyek kereta api Sumatera. Itu merupakan realisasi lain dari kerja sama strategis dengan fokus pada peningkatan penelitian, dan pengembangan solusi-solusi berkelanjutan. 


Potensi profitabilitas juga dikelola SBI melalui operasional efisien, bunga lebih rendah dari konversi utang konvensional ke sustainability linked loan, dan inovasi menghadirkan solusi-solusi inovatif untuk berbagai kebutuhan pembangunan pelanggan. (*)