Konsolidasi, Ini Titik Orbit Teranyar IHSG
Sejumlah pengunjung tampak melintasi koridor dengan layar menyajikan pergerakan IHSG. FOTO - ISTIMEWA
EmitenNews.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali terkoreksi 0,05 persen menjadi 6.878. Indeks bergerak dalam kisaran sempit dengan volume, dan nilai transaksi lebih rendah dari rata-rata harian. Itu mengindikasikan investor cenderung wait and see, menanti perkembangan terbaru.
Selain itu, disinyalir likuiditas tersedot penawaran initial public offering (IPO) dalam waktu bersamaan. Secara teknikal, indikator MACD, dan Stochastic RSI belum menunjukkan momentum beli kuat. So, indeks diperkirakan masih cenderung konsolidasi pada rentang 6.830-6.950.
Dengan data Nonfarm payrolls Amerika Serikat (AS) Juni 2025 mengalami lonjakan di atas estimasi, peluang penurunan suku bunga The Fed pada Juli 2025 akan makin kecil. Investor juga akan mencermati perkembangan negosiasi dagang antara AS dengan para mitra dagang termasuk Indonesia.
Ya, hasil negosiasi dagang itu penting menjelang batas waktu pemberlakuan tarif resiprokal pada 9 Juli 2025. Selain itu, pasar juga akan menanti perkembangan rancangan undang-undang (RUU) pajak, AS dan dampaknya terhadap pergerakan arus dana investasi global.
Menilik data dan fakta tersebut, Phintraco Sekuritas menyarankan para pelaku pasar untuk mengoleksi sejumlah saham berikut. Yaitu, Pertamina Energy (PGEO), Japfa Comfeed (JPFA), Essa Industries (ESSA), Merdeka Battery Materials (MBMA), dan Kalbbe Farma (KLBF). (*)
Related News
IHSG Melesat di Sesi I, Sektor Energi Pimpin Kenaikan
Kemenhub Baru Serap 65,5 Persen Anggaran Hingga November
Terima Bloomberg, Presiden Bahas Peluang Kerjasama dengan Danantara
Terseret Wall Street, IHSG Kembali Koreksi
Lanjut Koreksi, IHSG Menuju Level 8.300
IHSG Rebound, Angkut Saham PTRO, BUVA, dan BFIN





