EmitenNews.com –  PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) Hari ini (30/6), menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Tahunan dengan salah satu agenda yakni pengangkatan Dewan Komisaris untuk periode 2022—2026. Fuad Rahmany terpilih sebagai Komisaris Utama menggantikan Rahmat Waluyanto dalam jajaran Dewan Komisaris KSEI.

 

Untuk pertama kalinya sejak tahun 2019, RUPS Tahunan diadakan secara luring (offline). Komisaris Utama KSEI Rahmat Waluyanto periode sebelumnya memimpin jalannya rapat dengan didampingi oleh Komisaris KSEI Dian Fithri Fadila serta jajaran Direksi KSEI, yakni Uriep Budhi Prasetyo selaku Direktur Utama dan Syafruddin selaku Direktur. Rapat dibuka pada pukul 09.26 WIB dan dihadiri oleh pemegang saham KSEI yang seluruhnya berjumlah 5.940 lembar saham atau sebesar 100% saham dari seluruh saham dengan hak suara yang sah yang telah dikeluarkan oleh Perseroan sampai dengan tanggal Rapat yaitu sejumlah 5.940 saham.

 

Pemegang saham KSEI menyetujui secara aklamasi pengangkatan jajaran Dewan Komisaris periode 2022—2026, yaitu Fuad Rahmany sebagai Komisaris Utama serta Dian Fithri Fadila dan Indra Christanto sebagai Komisaris. Saat ini Fuad Rahmany juga menjabat sebagai Komisaris Independen di PT Asuransi Jasa Indonesia dan PT TBS Energi Utama Tbk, serta Komisaris di PT Tambang Damai. Sebelumnya, Fuad Rahmany pernah menjabat sebagai Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK), Departemen Keuangan (2006-2011), Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (2009-2014) dan Direktur Jenderal Direktorat Jenderal Pajak, Kementerian Keuangan (2011-2014), Komisaris Independen di PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (Persero) (2015-2020), serta Komisaris PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) (2014-2015).

 

Dian Fithri Fadila untuk kedua kalinya terpilih dalam jajaran Dewan Komisaris KSEI setelah pada periode sebelumnya telah mengemban tugas sebagai Komisaris pada periode 2018—2022. Saat ini, Dian juga menjabat sebagai Sharia Non Retail Funding Head PT Bank CIMB Niaga Tbk dan pernah menjabat sebagai Direktur Eksekutif Dewan Asosiasi Pelaku Reksa Dana dan Investasi Indonesia pada tahun 2018-2019.

 

Indra Christanto yang juga menjabat Komisaris KSEI mendampingi Dian, saat ini menjabat sebagai Presiden Direktur PT Panin Sekuritas Tbk. Indra Christanto sebelumnya pernah bertugas sebagai Direktur Equity PT Andalan Artha Advisindo (2003-2011), anggota Komite Anggaran KSEI (2020- 2021), anggota Departemen Perantara Pedagang Efek APEI (2020-2023) serta anggota Komite Perdagangan PT Bursa Efek Indonesia (2020-2022).

 

Dalam sambutannya, setelah secara resmi diangkat sebagai Komisaris KSEI, Indra Christanto menyatakan, “Hal ini merupakan suatu kehormatan bagi kami team Komisaris KSEI periode masa jabatan 2022-2026 dan kami merasa bersyukur serta terima kasih kepada pemegang saham, stake holder serta Otoritas Jasa Keuangan yang mendukung sehingga kami mendapatkan kehormatan dapat disetujui sebagai Dewan Komisaris KSEI periode 2022-2026, sebagai Dewan Komisaris kami diharapkan melakukan pengawasan dan melakukan fungsi supervisi sesuai yang telah digariskan dalam amanat Anggaran Dasar. Selain itu kami melihat kedepannya agar KSEI dapat lebih berkembang dengan melihat peran dan fungsi KSEI yang semakin bertambah seiring dengan dinamika perkembangan pasar modal serta agar dapat memaksimalkan perannya di pasar modal sehingga dapat membatu terselenggaranya pasar modal yang wajar, efisien dan efektif”.

 

Pada kesempatan yang sama, Direktur Utama KSEI Uriep Budhi Prasetyo memaparkan tentang perkembangan jumlah investor pasar modal. Jumlah investor di pasar modal Indonesia telah meningkat 92,99% dari 3,88 juta investor diakhir tahun 2020 menjadi 7,49 juta di akhir tahun 2021.

 

Bahkan hingga akhir Mei 2022 jumlah investor pasar modal telah mencapai 8,85 juta Investor. Secara demografi, jumlah investor pasar modal per akhir Mei 2022 didominasi oleh investor dengan pendidikan terakhir SMA yang mencapai persentase sebesar 60,93% dengan total asset sebesar Rp243 triliun, dengan sektor finansial dan infrastruktur masih menjadi pilihan favorit.

 

Data tersebut membuktikan bahwa investor dengan tingkat pendidikan terakhir SMA sudah banyak yang melirik pasar modal sebagai alternatif investasi. Sedangkan dari sisi pendapatan, 88,46% investor merupakan investor dengan pendapatan di bawah Rp100 juta, dengan kepemilikan aset yang mencapai Rp 338,37 triliun. Dari sisi usia, data investor dengan usia di bawah 30 tahun menjadi yang terbanyak dengan persentase mencapai sebesar 59,91% disusul dengan usia 31-40 tahun yang mencapai 21,83%. Artinya, investor pasar modal Indonesia masih didominasi oleh investor gen z dan milenial.