EmitenNews.com -Sepanjang kuartal I-2023, PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI) mencatat kenaikan pendapatan bersih sebesar 32,5% (y-o-y) menjadi Rp7,5 triliun dari Rp5,6 triliun dari periode yang sama tahun lalu.

 

Namun, sayangya perseroan harus rela laba bersih periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk justru ambles 30,62 persen hingga tersisa Rp404,55 miliar saja per 31 Maret 2023, dibandingkan periode sama tahun 2022 yang tercatat Rp583,16 miliar.

 

Ratih D Gianda, VP Investor Relations, Corporate Communications and Sustainability MAP Group, mengatakan margin laba kotor MAPI meningkat menjadi 44,3% dari 42,9% pada tahun sebelumnya. Sementara laba usaha melonjak 36,0% (y-o-y) menjadi Rp664 miliar dari Rp488 miliar.

 

Ratih menyatakan, EBITDA MAPI tumbuh 24,8% (y-o-y) dari Rp1 triliun menjadi Rp1,3 triliun, di luar  one time gain  dari divestasi Burger King senilai Rp309 miliar (setelah pajak) yang terjadi pada kuartal I-2022. Untuk laba inti yang mewakili kinerja operasional perusahaan melonjak 46,7% (y-o-y) menjadi Rp496 miliar dari Rp339 miliar.

 

"Kami menghasilkan kinerja yang solid pada kuartal ini, didukung kekuatan portofolio brand yang unik, dan ketangguhan pelanggan kami. Pencapaian di kuartal I kembali menunjukkan sinergi yang sukses antara berkembangnya jangkauan kami terhadap pelanggan, efisiensi yang didukung data, ekspansi berkelanjutan, dan keunggulan operasional di seluruh grup perusahaan," ujar Ratih dalam keterangannya, Jumat (28/4).

 

Sehubungan dengan pencabutan kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat ( PPKM ) oleh pemerintah pada 30 Desember 2022, momentum penjualan perseroan menguat dikarenakan meningkatnya kepercayaan dan mobilitas masyarakat.

Pada saat pandemi mereda, tren belanja mulai kembali seperti periode pra-pandemi, dengan lebih banyak pelanggan berbelanja secara offline. Meski demikian, kanal digital perusahaan terus mendukung penjualan MAPI dengan kontribusi sebesar 8,1% dari total penjualan di kuartal I-2023.

 

"Pertumbuhan yang solid di kuartal I-2023 juga dikarenakan oleh efek low base dari kuartal I-2022 karena saat itu masih berada pada tahap awal pemulihan krisis Covid-19, dengan adanya kekhawatiran atas gelombang Omicron yang masih berlangsung. Selama kuartal tersebut, kami terus memperluas jaringan gerai fisik," papar dia.