EmitenNews.com -PT Bank Neo Commerce Tbk. (BBYB) masih mencatatkan rugi bersih Rp566,06 miiliar pada kuartal III/2023. Capaian ini susut 5,84% dibandingkan rugi bersih periode tahun lalu (year-on-year/yoy), yaitu Rp601,17 miliar.

Per 30 September 2023, BBYB menanggung defisit hingga Rp2,31 triliun, atau bengkak dibandingkan periode 31 Desember 2022 yang tercatat senilai rp1,74 triliun.

Bank Neo Commerce menargetkan meraih laba bersih pada akhir tahun 2024, dengan melakukan efisiensi dalam hal promosi. Pejabat Sementara (Pjs) Direktur Utama BBYB, Aditya Windarwo mengatakan, langkah efisiensi telah menbuahkan hasil selama kuartal IV 2023.

“Kalau secara bulanan, mulai bulan Oktober, November 2023 telah membukukan laba bersih. Kami harap, Desember 2023 juga membukukan laba,” kata dia dalam paparan publik, Jakarta, Selasa (19/12/2023).

Ia berharap, pada kuartal I 2024 menjadi titik balik perseroan dengan membukukan laba bersih.

"Laba full year tahun depan. Saya tidak mau menyebutkan targetnya berapa, yang jelas ada inisiatif yang kami lakukan, ini berpengaruh ke tingkat laba," ujar Aditya.

Ia bilang, target itu ditopang dengan penerapkan pengelolaan layanan operasional perbankan yang efisien antara lain melalui optimalisasi layanan transaksi perbankan digital serta penerapan digitalisasi pada proses bisnis.

“Pada 2024, BBYB juga akan meningkatkan revenue stream, seperti dari pendapatan berbasis komisi atau fee based income. Bank juga berupaya menggenjot pendapatan dari lini produk non bank, seperti reksa dana dan bancassurance,” papar dia.

Selain itu, kata dia, perseroan menyiapkan sejumlah strategi yang akan dijalankan tahun depan, salah satunya melalui efisiensi.

"Efisiensi biaya ekstrem dibandingkan periode sebelumnya," ujar Aditya.

Sedangkan untuk pendapatan utama perseroan, jelas dia, BBYB telah menetapkan sejumlah target pada 2024.

“Penyaluran kredit misalnya ditargetkan tumbuh 20 persen – 25 persen pada 2024. Dana Pihak Ketiga (DPK) pun ditargetkan mengikuti pertumbuhan kredit bank," kata jelas dia.

Untuk diketahui, BBYB mencatatkan peningkatan Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar 20,76 persen menjadi Rp15,30 triliun pada September 2023, dibandingkan September 2022 yang tercatat sebesar Rp12,67 triliun.

Pada sisi lain, penyaluran kredit pada akhir September 2023 tercatat sebesar Rp10,96 triliun atau tumbuh 22,73 persen dari periode yang sama di tahun sebelumnya yang tercatat sebesar Rp8,93 triliun.

Seiring dengan kenaikan total kredit dan kenaikan DPK, pendapatan bunga bersih (Net Interest Income/NII) BNC meningkat secara signifikan menjadi Rp2,21 triliun atau naik sebesar 102,86 persen pada September 2023 dibandingkan posisi yang sama di tahun sebelumnya yang tercatat sebesar Rp1,09 triliun.

Hal ini tercermin dari Rasio Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) BNC yang terus mengalami penurunan, menjadi sebesar 116,91 persen di akhir kuartal ketiga 2023, atau turun signifikan dari 130,97 persen pada September 2022 lalu.

Pencapaian positif lainnya adalah rasio Net Interest Margin (NIM) pada September 2023 yang berhasil naik menjadi 17,34 persen dari 12,74 persen di September 2022.